Logo ABC

Lockdown Wuhan akibat Corona Dicabut Setelah 76 Hari, Warganya Santai

Seorang warga China menitikkan air matanya saat ada peringatan mengenang mereka yang meninggal akibat wabah virus corona.
Seorang warga China menitikkan air matanya saat ada peringatan mengenang mereka yang meninggal akibat wabah virus corona.
Sumber :
  • abc

Reuters

"Orang-orang tidak bergejala masih bisa membawa virus dan masih bisa menularkan. Jadi kita harus hati-hati menangani mereka," kata Liu Zhengyin, spesialis penyakit menular.

"Karena Wuhan sedang pelan-pelan melonggarkan aturan terkait beberapa aktivitas, kasus [virus corona] sesekali masih bisa muncul dalam proses ini. Namun, warga tidak perlu khawatir."

Pemerintah kota Wuhan berharap dengan dikuranginya jumlah penerbangan dan berlakunya larangan masuk bagi warga asing ke China, pemerintah pusat dapat lebih ketat mendeteksi warga negara China yang terinfeksi virus corona sewaktu mendarat di negara tersebut.

Selain Wuhan, kota-kota lain di provinsi Hubei juga sudah mulai melonggarkan aturan mereka terkait "lockdown".

Namun, stigma terhadap penduduk dari provinsi Hubei tetap masih ada seperti yang terjadi di perbatasan provinsi Jiangxi akhir Maret lalu.

External Link: Twitter Wuhan Riots Hari berduka nasional

Akhir pekan lalu, China menetapkan hari berduka nasional bagi ribuan keluarga korban yang meninggal karena COVID-19, dengan menaikkan bendera setengah tiang dan mengheningkan cipta selama tiga menit.

Selama ini, Pemerintah China meminta agar media selalu menerbitkan berita "positif", seperti pasien yang sembuh atau tenaga medis yang digambarkan sebagai pahlawan.