Beda Otak Muslim dan Ateis Saat Berdoa Menurut Riset Ilmiah

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak dahulu kala para filsuf, psikolog, ilmuwan dan banyak lagi lainnya selalu mempertanyakan kehadiran Tuhan. Menurut penelitian yang dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, kepercayaan kepada tuhan bukan hanya permainan pikiran atau kepercayaan pada yang ghaib, tapi itu adalah kenyataan.

Para peneliti telah menemukan hubungan yang kuat antara aktivitas otak dan praktik keagamaan. Hal ini disampaikan Madiha Sadaf dalam artikelnya yang dipublikasikan About Islam pada 7 Agustus 2020.  

Dr Andrew Newberg MD dari Thomson Jefferson University Hospital dan Medical College menemukan perbedaan dalam aktivitas otak individu yang taat beragama sebelum berdoa, setelah berdoa, dan individu ateis sebelum bermeditasi dan setelah bermeditasi. 

Perbedaannya ditemukan pada bagian terpenting otak, yaitu lobus frontal. Dia mempelajari efek doa pada otak manusia dan apa yang terjadi di dalam kepala mereka saat berdoa dengan menyuntikkan pewarna radioaktif yang tidak berbahaya ke dalam subjek untuk diamatinya melalui mesin pemindai. Dia mengamati scan otak imam Muslim, biksu Tibet, dan ateis yang bermeditasi.

Apa itu lobus frontal?

Ada enam komponen di dalam otak, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, lobus temporal, serebelum, dan batang otak. Lobus frontal ini mewakili hampir sepertiga dari seluruh otak. Ini adalah wilayah terakhir otak yang berkembang dan yang pertama mengalami penurunan aktivitas seiring bertambahnya usia. Itu adalah CEO otak, bos otak, dan terletak tepat di belakang dahi.

Lobus frontal terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, memori kerja, manajemen diri, dan pengelolaan emosi. Lobus frontal yang memberi individu kepribadian mereka dan bertanggung jawab atas keterampilan kognitif mereka. Selain itu, lobus frontal aktif selama percakapan, dan memungkinkan untuk berbicara dan mendengarkan secara aktif.