Beda Otak Muslim dan Ateis Saat Berdoa Menurut Riset Ilmiah

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Menurut Dr Newberg"s, ini karena konsentrasi lengkap di otak selama doa dan meditasi menghalangi masukan sensorik dan kognitif dari luar. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan penurunan aktivitas area orientasi. 

Sementara, gambar yang diambil sebelum dan sesudah seorang ateis bermeditasi dan merenungkan keberadaan tuhan, tidak menunjukkan tingkat aktivitas korteks frontal otak yang sama. Tidak ada perbedaan relatif antara pemindaian otak yang dilakukan sebelum dan sesudah meditasi.  

Oleh karena itu, penelitian ini ingin membuktikan bahwa bagi individu yang tidak percaya pada Tuhan, meditasi tidak memberikan perbedaan dan peningkatan tingkat aktivitas yang sama seperti pada orang yang beriman kepada Tuhan. Ini karena bagi ateis, Tuhan tidak terbayangkan.  

Ketika orang percaya dan menggambarkan perasaan mereka kepada Tuhan, deskripsi mereka bukanlah isapan jempol belaka. Itu adalah realitas fisik. Oleh karena itu, bagi mereka yang mengklaim bahwa Tuhan hanya ada di otak, otaklah yang mengkristalisasi realitas.  

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka tampaknya memperkuat firman Tuhan. Allah SWT berfirman dalam Alquran bahwa kitab suci diturunkan sebagai rahmat kepada semesta alam.  

"Otak kita diatur sedemikian rupa sehingga Tuhan dan agama menjadi salah satu alat paling ampuh untuk membantu otak melakukan tugasnya, pemeliharaan diri dan transendensi diri. Kecuali jika ada perubahan mendasar dalam cara kerja otak kita, Tuhan akan ada untuk waktu yang sangat lama," kata Dr  Newberg menyimpulkan penelitiannya. 

Sungguh seperti yang Allah sebutkan kepada manusia dalam Alquran: