Erdogan dan Gelar Salahuddin Baru, Misi Bebaskan Al-Aqsa dari Israel

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Jurnal asosiasi, Minber-i Aksa (Al-Aqsa Pulpit), berulang kali memuat tulisan mengenai bangunan-bangunan kecil peninggalan Ottoman. Namun, tidak disebutkan bagaimana Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock sangat diabaikan pada akhir periode Ottoman.

Sebaliknya, sebuah artikel dalam edisi terbaru Minber-i Aksa melaporkan secara rinci tentang pekerjaan restorasi yang dilakukan di Masjid Al-Aqsa, dengan fokus khusus pada upaya yang dilakukan dari tahun 1922 hingga 1925 oleh Mimar Kemaleddin, seorang arsitek Turki yang dilatih di Berlin. Laporan tersebut gagal menyebutkan pakar Mesir dan Inggris yang juga sangat terlibat dalam proyek tersebut, yang justru menekankan bagaimana Kemaleddin dihormati oleh Inggris atas karyanya.

Asosiasi "Minber-i Aqsa", yang juga berbasis di Istanbul, juga memainkan peran penting dalam kampanye Al-Aqsa Turki. Mereka salah satu dari semakin banyak organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah dan inisiatif media di Turki yang berkomitmen pada Yerusalem.

Selama tiga tahun terakhir ini, "Minber-i Aqsa" telah mencoba merekrut sarjana hukum dari sebanyak mungkin negara Islam untuk kampanye Turki. Pada konferensi internasional tentang masalah ini di Istanbul pada musim panas 2018, yang menarik 400 peserta, Mufti kota, Hasan Kamil Yilmaz, menyulap visi Salahuddin baru yang akan segera berangkat untuk membebaskan kota Yerusalem yang "dirampas".

Mufti Istanbul mungkin telah memikirkan Erdogan di sini, tetapi sejauh ini, pejabat negara dan fungsionaris AKP menahan diri untuk tidak membandingkan Erdogan dengan Salahuddin.

Ketika politisi AKP dan Direktur Administrasi Distrik Iznik (provinsi Bursa), Halil Ibrahim Gokbulut mengutip slogan Al-Aqsa Erdogan saat berbicara kepada umat sebelum pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid, dia menyebut Presiden Turki sebagai "Saladin dari Umma "(Salahuddin dari komunitas Muslim), surat kabar oposisi Kemalis Sözcü menganggapnya sensasional. Namun, di media sosial Turki, analogi Shalahuddin sudah tersebar luas di kalangan pendukung AKP.

Sumber: https://en.qantara.de/content/a-sacred-site-in-jerusalem-the-new-saladin