Logo DW

Setahun Serangan di Halle: Apakah Yahudi di Jerman Kini Merasa Lebih Aman?

Hendrik Schmidt/dpa-Zentralbild/picture-alliance
Hendrik Schmidt/dpa-Zentralbild/picture-alliance
Sumber :
  • dw

Radikalisasi pelaku serangan Halle, Stephan B., sesuai kesaksiannya sendiri, menunjukkan bagaimana islamofobia ‘hidup kembali‘ di Jerman setelah masuknya gelombang pengungsi tahun 2015, dengan menyeret antisemitisme yang sangat dikenal dari sejarah Jerman.

Dalam "rencana" yang dia publikasikan secara online sebelum serangan itu, penyerang tersebut menjelaskan bahwa dia mendukung narasi antisemitisme kuno, bahwa orang Yahudi memegang kekuasaan tertinggi di dunia.

Insiden di Halle setidaknya menyadarkan beberapa orang Jerman akan hal itu, demikian menurut Gideon Botsch, direktur pusat penelitian untuk antisemitisme dan ekstremisme sayap kanan (EJGF) Emil Julius Gumbel, di Universitas Potsdam,.

Pada hari-hari setelah serangan itu, ribuan orang berunjuk rasa di Halle dengan membentuk rantai manusia yang secara simbolis melindungi sinagoge kota mereka. "Ini merupakan pengalaman baru bagi minoritas Yahudi di Jerman bahwa ada rasa solidaritas yang signifikan, baik di Halle sendiri maupun di seluruh Jerman," katanya kepada DW. "Orang-orang menyatakan rasa belasungkawa dan dukungan mereka. Hal itu pasti sesuatu yang baru dan positif."

Bagaimana pihak berwenang menangani masalah tersebut?

Botsch juga mengatakan bahwa di tingkat politik, banyak tindakan telah dimulai sebelum serangan, dengan diperkenalkannya komisaris antisemitisme dan lebih banyak program penelitian antisemitisme. "Beberapa langkah dan konsep telah dimatangkan dan mungkin dipercepat" setelah serangan di Halle, kata Botsch. Berlin mungkin memiliki sistem yang paling progresif, katanya, dengan adanya komisi antisemitisme di sektor polisi dan peradilan, serta di pemerintah negara bagian itu sendiri. Tetapi di negara bagian lain jauh di belakang, tambahnya.

Di antara inisiatif baru ini adalah peluncuran portal online untuk melaporkan insiden antisemit, yang diprakarsai Asosiasi Federal Departemen Riset dan Informasi Antisemitisme (RIAS). RIAS kini memiliki kantor regional di empat negara bagian Jerman. Hal ini membantu memastikan bahwa apa yang oleh Kanigsberg disebut sebagai "konteks antisemit" dari kejahatan tertentu yang mungkin tidak lagi diabaikan.