Logo BBC

PBB: Pandemi COVID-19 Menambah Beban bagi Perempuan

BBC
BBC
Sumber :
  • bbc

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa kini banyak perempuan tidak kembali bekerja saat pandemi," kata Bhatia.

"Pada bulan September saja, di Amerika Serikat, sekitar 865.000 perempuan keluar dari angkatan kerja, bandingkan dengan 200.000 pria. Sebagian besar karena ada beban perawatan [pekerjaan rumah] dan tidak ada orang lain yang bisa mengerjakan."

UN Women memperingatkan bahwa efek riak dari berkurangnya jumlah perempuan yang bekerja akan berdampak buruk tidak hanya pada kesejahteraan perempuan tetapi juga kemajuan ekonomi dan kemandirian perempuan.

BBC 100 Women mewawancarai tiga perempuan untuk melihat bagaimana pandemi berdampak pada pekerjaan mereka.

Mereka diminta untuk membuat catatan waktu yang menjelaskan bagaimana mereka mengisi jam demi jam setiap harinya, selama 24 jam.

`Saya mencapai batas kesabaran setiap hari`

Foto Teni Wada
TENI WADA
"Saya mencapai batas hampir setiap hari, putri saya akan menangis dan kemudian saya akan menangis."

Sebelum pandemi, perempuan di Jepang bekerja rata-rata hampir lima kali lebih lama daripada laki-laki untuk pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar.

Teni Wada adalah konsultan merek yang berbasis di Tokyo. Ia bekerja paruh waktu sebagai guru PAUD sebelum lockdown dimulai.

"Sekarang jam 5 pagi dan saya sedang berusaha menyelesaikan pekerjaan ini. Tenggat waktunya bukan dalam beberapa hari mendatang, tapi saya ingin berada selangkah di depan. `Kehidupan ibu` tidak dapat diprediksi, dan saya tidak ingin ketidakpastian ini membebani saya dengan tagihan," tulisnya dalam buku hariannya.

Teni mengatakan waktu adalah sebuah kemewahan yang tidak dia miliki karena harus mengajarkan anak, menyiapkan makan, dan bekerja hingga mencuci pakaian.