Logo DW

Vaksinasi terhadap Lansia atau Influencer, Mana Lebih Penting?

Rafael Henrique/SOPA/ZUMA/picture alliance
Rafael Henrique/SOPA/ZUMA/picture alliance
Sumber :
  • dw

Sementara epidemiolog Dicky mengungkapkan jika pemilihan populasi usia 18-59 tahun karena berdasarkan penilaian mereka lebih mobile dibanding kelompok lansia, maka alasan tersebut bisa terbantahkan.

"Ada semacam argumen ‘ini mobile banget yang usia produktif, sedangkan yang usianya di atas itu tidak mobile' ini tidak terlalu bisa dibenarkan, secara riset pun itu terbantahkan. Kemudian argumen lain ‘oh yang respon imunitas paling bagus usia yang 18-59 tahun' ini pun bisa diperdebatkan, karena ada riset yang menyatakan pada usia produktif dan lansia hampir sama respon imunitasnya setelah divaksin,” kata Dicky ketika dihubungi DW.

Namun Dicky menyatakan, sejauh ini kebijakan pemerintah masih berada dalam koridor yang bisa diterima, lantaran kelompok tenaga kesehatan menjadi salah satu prioritas penerima vaksin pada gelombang pertama.

Vaksinasi dan influencer

Strategi pemerintah Indonesia dalam hal pembagian vaksin COVID-19 menuai pro dan kontra, terlebih saat melibatkan influencer. Jubir Vaksinasi COVID-19, dokter Nadia menjelaskan bahwa upaya memanfaatkan influencer merupakan strategi komunikasi program vaksinasi.

"Terlepas dari siapa sosok influencer secara pribadi, sebenarnya dengan menggandeng influencer itu juga merupakan salah satu strategi komunikasi dalam pelaksanaan vaksinasi. Kita memang memanfaatkan bukan hanya tokoh masyarakat, tokoh agama, tetapi dengan kondisi saat ini juga influencer memegang peranan penting ya,” katanya.

Epidemiolog Dicky Budiman menilai keputusan pemerintah menggaet sosok influencer masuk dalam deretan teratas penerima vaksin, bukan sebuah kebijakan yang tepat dan tidak terlalu lazim.