Logo DW

Kisah Liza Schulz, Racik Jamu dan Teruskan Tradisi Indonesia di Jerman

privat
privat
Sumber :
  • dw

Lantas bagaimana Liza mendapatkan rempah-rempah Indonesia di Jerman? "Bergerilya dong cari rempah, saya akan cari di seluruh toko Indonesia atau toko asia di seluruh Jerman. Jika tidak ada, saya cari bahan pengganti yang punya karakter sama. Kalau tidak ada juga saya akan pesan lewat distributor ekspor impor," jawab Liza bersemangat. Ia selalu mengusahakan mengolah jamu dari bahan segar bukan bubuk rempah olahan.

Bagi Liza tantangan tersulit adalah untuk menyakinkan orang untuk mau minum jamu, terutama jika rasanya kurang enak seperti jamu pahitan. "Jamu memang tidak bisa gantikan obat tapi jamu bisa bantu mencegah sakit. Kalau rasa kurang enak memang sulit buat orang untuk minum, tapi kita kenalkan efeknya yang baik bagi tubuh. Jika mereka masih belum yakin kita bisa kenalkan dengan jamu-jamu dengan rasa segar dulu," jelas Liza.

Niat kembangkan usaha jamu di Jerman

Miriam Fischer, salah satu WNI di Frankfurt bahkan sudah berlangganan jamu buatan Liza. "Aku pecinta jamu kunyit asam, rasanya segar, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebelas tahun di Jerman tidak pernah menemukan jamu tradisional Indonesia – setelah coba jamu Liza, rasanya autentik dan pas! Aku kasih coba suami (orang Jerman) dan teman lain (orang Filipina) mereka bilang jamu itu segar dan beri efek (daya tahan tubuh) lebih," jelas Miriam.

Nanti jika pandemi mereda, Liza punya keinginan untuk perlahan mengembangkan sayap usaha jamunya di Jerman. Ia berencana segera mengecek nutrisi jamu buatannya ke laboratorium, sebagai langkah awal untuk izin produksi massal.

Ia pun aktif memberi lokakarya cara membuat jamu bagi masyarakat di Jerman dan kini tengah menulis buku tentang Jamu. Liza senang berbagi ilmu, karena menurutnya penting untuk meneruskan tradisi membuat dan meminum jamu. (ae)