Logo BBC

Ratu Soraya Penguasa Afghanistan Pertama Angkat Hak-hak Perempuan

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Ratu Soraya bersama suaminya Amanulah Khan, Raja Afghanistan di Paris pada 1928.
Getty Images
Ratu Soraya bersama suaminya Amanulah Khan, Raja Afghanistan di Paris pada 1928.

Perempuan tidak perlu memakai jilbab dan pria hanya perlu satu istri. Itulah pandangan Ratu Soraya yang mendampingi suaminya Raja Amanullah Khan, penguasa Kerajaan Afghanistan, pada 1920an.

Saat berkuasa, di tengah penentangan saat itu, Raja Amanullah Khan "mengkampanyekan menentang poligami dan juga kerudung, praktik yang mereka terapkan sendiri," seperti laporan The Time untuk 100 Women of the Year pada Maret tahun lalu.

Raja Aminullah menolak tradisi memiliki selir, sementara ratunya adalah "pelopor hak dan pendidikan perempuan.... dan dikenal sebagai orang yang pernah membuka jilbab di depan umum."

Saat Amanullah Khan memegang tahta pada 1919, istrinya, Soraya Tarzi, menarik perhatian karena gagasan-gagasannya untuk negara dengan kesukuan yang begitu mengakar sejak berabad-abad.

Bertahun-tahun kemudian, Amanullah mengganti gelarnya, tak lagi emir tetapi "raja".

Baca juga:

Selama berkuasa sampai tahun 1929, pasangan itu memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan untuk perempuan.

"Saya raja mereka, namun menteri pendidikan adalah istri saya, ratu mereka," kata Raja Amanullah pada 1926 memastikan peranan Soraya dalam proses modernisasi negara itu.

Pada 2014, Putri India, anak bungsu Raja Amanullah, berbicara kepada Al Jazeera tentang peninggalan sang ibu.

"Ia membuka sekolah perempuan pertama dan menjadi contoh keluarga untuk mengizinkan dua anak perempuan tertuanya — kakak-kakak saya — untuk bersekolah."

"Capaian ibu saya masih sangat dihargai di Afghanistan," katanya.