Para Bandit Dibebaskan Taliban, 26 Hakim Perempuan Lari ke Yunani
- bbc
Asma adalah salah satu hakim yang mengajukan suaka ke Inggris. Berbekal 25 tahun pengalaman sebagai hakim di Afghanistan, ini bukan pertama kali dia kabur dari Taliban.
Pada 1996, ketika kelompok tersebut mengambil alih kekuasaan dari militer Soviet, Asma dan keluarganya mengungsi keluar dari Afghanistan.
"Ini kali kedua kami mengalami pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban. Saya sudah menjadi hakim saat mereka pertama kali berkuasa," kata Asma.
"Bahkan saat itu, hakim-hakim perempuan adalah golongan pertama yang diasingkan dari masyarakat."
Kala pasukan AS dan NATO tiba pada 2001, Asma kembali ke kampung halamannya dan kembali bekerja sebagai hakim. Namun, dua bulan lalu, sejarah terulang lagi.
Sana juga telah menyaksikan kebangkitan Taliban. Dia baru lulus dari jurusan hukum di universitas ketika Taliban pertama kali berkuasa pada era 1990-an. Selama lima tahun dia terpaksa tinggal di rumah dan tidak mencari nafkah.
"Menjadi seorang hakim perempuan adalah pertarungan besar. Pertama perempuan tersebut harus meyakinkan keluarganya agar memperbolehkan dia untuk mengenyam pendidikan. Dan, kalaupun perempuan itu bisa masuk universitas dan mendapat pekerjaan, dia masih harus membuktikan diri di setiap langkah.
"Betapapun, hakim perempuan diperlukan di Afghanistan untuk memahami bagaimana rasa sakitnya menjadi perempuan. Seperti halnya seorang dokter diperlukan untuk menyembuhkan orang sakit, hakim perempuan memahami kerasnya situasi yang dihadapi perempuan dan dia bisa membantu memecahkan ketidaksetaraan.
"Bagi perempuan, ada rasa malu jika melaporkan kejahatan. Namun, keluarga-keluarga cenderung akan mendukung saudara perempuan mereka jika ada hakim perempuan."
- Kesaksian perempuan di Afghanistan yang dipukul Taliban karena berunjuk rasa
- Pakai busana warna warni, aksi protes perempuan Afghanistan jadi viral
- `Perempuan seperti saya jadi sasaran Taliban` - kisah penata rias yang kehilangan pekerjaan