Logo BBC

Satu Suntikan Booster Tidak Cukup untuk Penerima Vaksin Sinovac

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Secara imunologi, perbedaan ini menarik. Infeksi sebelumnya hanya bersinergi dengan vaksin mRNA untuk meningkatkan antibodi penetral tapi tidak dengan vaksin inaktivasi," kata Iwasaki.

Baca juga:

Studi sebelumnya menemukan bahwa vaksin mRNA menimbulkan respons sel B memori, bagian dari sistem pertahanan tubuh yang `mengingat` ancaman, yang persisten sehingga memberikan perlindungan yang lebih kuat.

Menanggapi hasil studi tersebut, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan vaksin mRNA secara umum memang terbukti memiliki efektivitas yang lebih tinggi setelah diberi booster dibanding vaksin dengan metode inaktivasi seperti Sinovac terhadap varian Omicron.

"Tapi untuk diketahui, kurang itu bukan berarti tidak bermanfaat. Tetap jauh lebih bermanfaat, lebih memiliki keuntungan proteksi bagi orang dengan dua dosis Sinovac yang diberi Pfizer dibanding tidak dikasih booster, apalagi kalau nggak divaksin sama sekali," kata Dicky kepada BBC News Indonesia.

Meskipun dua dosis booster dianggap lebih ideal menurut studi-studi tersebut, Dicky menilai hal itu sulit diterapkan mengingat terbatasnya stok vaksin yang tersedia di dunia maupun di Indonesia.

Pemberian booster saja sudah menimbulkan pro dan kontra mengingat cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua belum tercapai sepenuhnya di Indonesia.

Pada dasarnya, penyuntikan booster dilakukan mengingat kadar antibodi terhadap virus corona di dalam tubuh disebut menurun dalam kurun enam bulan pasca-penyuntikan dosis kedua. Namun hal itu bukan berarti dua dosis awal yang diberikan tidak menyisakan perlindungan sama sekali.

Oleh sebab itu, Dicky menuturkan penyuntikan satu dosis booster saja sudah cukup untuk kelompok-kelompok rentan di Indonesia. Bahkan untuk jenis vaksin tertentu seperti Moderna, tidak menutup kemungkinan dosis yang diberikan cukup setengahnya saja.