Alami Suhu Dingin Ekstrem, 124 Warga Afghanistan Meninggal Dunia

Alami Suhu Dingin yang Ekstrem di Afghanistan.
Sumber :
  • BBC Photo.

VIVA Dunia – Alami suhu ekstrem di Afghanistan, 124 orang dinyatakan tewas dalam dua minggu terakhir, kata pejabat Taliban. Sekitar 70.000 ternak juga mati dalam musim dingin terdingin dalam satu dekade, kata juru bicara Kementerian Negara Penanggulangan Bencana.

Over 300 Killed in Afghanistan Flash Floods

Banyak lembaga bantuan menangguhkan operasi dalam beberapa pekan terakhir setelah Taliban melarang perempuan Afghanistan bekerja untuk organisasi non-pemerintah. Seorang menteri Taliban mengatakan meskipun ada kematian, dekrit itu tidak akan diubah.

Pejabat Menteri Penanggulangan Bencana, Mullah Mohammad Abbas Akhund, mengatakan bahwa banyak wilayah di Afghanistan sekarang benar-benar tertutup salju. Selain itu, helikopter militer telah dikirim untuk menyelamatkan para warga, tetapi mereka tidak bisa mendarat di daerah yang paling bergunung-gunung.

Banjir Bandang Landa Afghanistan, 330 Orang Meninggal

Para pekerja membersihkan jalan-jalan di Kabul, Afghanistan.

Photo :
  • BBC Photo.

Pejabat menteri juga menambahkan perkiraan cuaca untuk 10 hari ke depan, yang menunjukkan suhu akan menghangat. Meski demikian, dia masih khawatir tentang meningkatnya jumlah kematian orang Afghanistan, dan ternak mereka.

Bom Bunuh Diri di Pakistan Tewaskan 5 Insinyur China, Pelaku Dari Afghanistan

“Sebagian besar orang yang kehilangan nyawa karena kedinginan adalah penggembala atau orang yang tinggal di daerah pedesaan. Mereka tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan,” kata Mullah Akhund, dikutip dari BBC, Rabu, 25 Januari 2023.

"Kami prihatin dengan mereka yang masih tinggal di kawasan pegunungan. Sebagian besar jalan yang melewati pegunungan ditutup karena salju. Mobil macet di sana dan penumpang tewas dalam suhu yang membekukan."

Musim dingin selalu terjadi di Afghanistan, tetapi ini adalah cuaca terburuk dalam satu dekade. Operasi bantuan tahun ini juga terhambat oleh dekrit pemerintah Taliban, pada bulan lalu, yang melarang perempuan Afghanistan bekerja di lembaga bantuan.

Tapi Mullah Akhund menegaskan bahwa peraturan ini tidak dapat dicabut komunitas internasional. "Mereka harus menerima budaya Islam Afghanistan."

"Laki-laki sudah bekerja sama dengan kami dalam upaya penyelamatan, dan perempuan tidak perlu bekerja sama dengan kami. Laki-laki dari setiap keluarga sudah berpartisipasi dalam upaya penyelamatan, jadi perempuan tidak perlu," sambungnya.

Di lain sisi, pejabat bantuan, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedang berusaha mencari cara untuk mengatasi larangan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya