Kepala Pemerintah Tibet Bela Dalai Lama Soal Suruh Bocah Menyedot Lidahnya

Dalai Lama
Sumber :
  • U-Report

VIVA Dunia – Kepala pemerintah Tibet membela Dalai Lama atas sebuah video, di mana pemimpin spiritual itu mencium seorang anak di bibir kemudian menyuruh untuk menyedot lidahnya. 

Bocah 7 Tahun di Makassar Mesum di Kuburan, Mengaku Karena Sering Nonton Film Porno

Menurut pemerintah Tibet, tindakan Dalai Lama tidak bersalah dan telah disalahtafsirkan. Penpa Tsering menambahkan bahwa kontroversi atas video tersebut telah melukai para pengikut pemimpin tersebut. 

“Kesuciannya selalu hidup, dia mengikuti kehidupan yang suci. Latihan spiritualnya selama bertahun-tahun telah melampaui kesenangan indrawi,” kata Tsering. 

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

“Yang Mulia sekarang diberi label dengan berbagai macam nama.”

Dalai Lama

Photo :
  • npr.org
Tak Cuma Ngamuk, Wanita Viral Ini Lakukan Pelecehan Verbal saat Mobilnya Digembok Dishub
 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, setelah video Dalai Lama viral, sebuah pernyataan dari peraih Nobel perdamaian itu meminta maaf atas percakapannya dengan bocah itu. Dalai Lama juga mendapat gelombang kritik internasional, termasuk tuduhan pelecehan anak. 

Tsering mengklaim bahwa penyelidikan internal menunjukkan sumber pro-Cina berada di balik penyebaran video viral itu, tetapi tidak memberikan bukti atas klaim tersebut. 

"Sudut politik dari insiden ini tidak dapat diabaikan," katanya, dikutip dari CNN Internasional, Jumat, 14 April 2023. 

Sebagai informasi, Dalai Lama saat ini berusia 87 tahun. Dia adalah tokoh Buddha yang paling terkenal di dunia. Pemimpin spiritual utama dari aliran "Topi Kuning" Buddhisme Tibet, sosok Dalai Lama sangat dihormati oleh jutaan orang sebagai reinkarnasi dari 13 pendahulunya.

Ilustrasi biksu Tibet.

Photo :
  • Daily Mail
 

Beberapa pendukung Dalai Lama mengklaim tindakannya dalam video, yang direkam di kota Dharamshala di lereng bukit India utara pada bulan Februari, telah disalahtafsirkan oleh Barat. 

“Ekspresi emosi dan perilaku hari ini telah melebur bersama dan menjadi sangat kebarat-baratan,” tulis Namdol Lhagyari, seorang aktivis Tibet dalam Twitternya. 

“Membawa masuk narasi budaya lain, kebiasaan dan pengaruh sosial pada gender dan seksualitas untuk menafsirkan cara ekspresi orang Tibet adalah keji.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya