Jurnalis Al Jazeera Diserang Partai Presiden Turki Erdogan saat Meliput

Wartawan Al Jazeera dapat kekerasan saat liputan di Turki
Sumber :
  • Twitter

VIVA Dunia – Wartawan Al Jazeera, Rokaya Celik, diduga diserang di Istanbul oleh seorang anggota ?yi, sebuah partai sayap kanan nasionalis di Turki. Dalam keterangannya, Rokaya mendapat upatan dari salah satu anggota partai tersebut. 

Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat

"Salah satu perwakilan Partai ?yi datang ketika dia mendengar saya berbicara bahasa Arab," kata Rokaya, yang sedang bekerja melaporkan pemilihan parlemen yang akan datang. 

"Dia mulai mengumpat dan berkata, 'Tidak ada tempat bagi orang Arab di sini, kembalilah ke negaramu sendiri'." 

Jelang Hari Kebebasan Pers Sedunia, Gaza Berduka Atas Kematian 140 Jurnalis dalam Serangan Israel

Wartawan al Jazeera dapat kekerasan saat meliput

Photo :
  • Twitter

"Saya orang Turki, kemana saya harus pergi?," jawab Rokaya saat disuruh pergi oleh anggota partai saat itu, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu, 10 Mei 2023 

Turki dan Afrika Selatan Kerjasama Menuntut Tanggung Jawab Israel atas Kasus Genosida di Palestina

Sebagai informasi, pada hari Minggu, 7 Mei 2023, warga Turki akan menuju ke tempat pemungutan suara untuk memilih antara koalisi enam partai oposisi, termasuk ?yi, yany dipimpin oleh Kemal Kilicdaroglu. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga tergabung dalam partai tersebut. 

Pengamat menuduh Erdogan dan Kilicdaroglu menggunakan 3,7 juta pengungsi Suriah di negara itu sebagai kambing hitam atas ekonomi yang memburuk dan, sehingga memicu peningkatan rasisme yang telah berkobar di seluruh negeri.

Kilicdaroglu telah berjanji untuk memulangkan jutaan warga Afghanistan dan Suriah, dan menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin struktur demografis negara menjadi berubah. 

Rokaya dan Dima Mansour selaku juru kamera, yang berada di Umraniye, sebuah distrik di sisi Asia Istanbul untuk meliput, dapat merasakan peningkatan rasisme terhadap siapa pun yang berbicara bahasa Arab. 

"Percakapan tentang pengusiran dan pencabutan kewarganegaraan telah meningkat begitu banyak terhadap orang Arab, orang asing, dan pengungsi. Ada begitu banyak ketegangan di jalan," ujarnya. 

"Kami menghadapi banyak tantangan saat bekerja, tetapi ini adalah pertama kalinya saya diserang secara fisik saat berada di Turki. Ada banyak polarisasi di sini, politisi mempermainkan agama dan sekte satu sama lain dalam kampanye pemilihan mereka." 

“Wartawan Arab takut berbicara dan melaporkan berita di jalan karena maraknya rasisme," lanjutnya. 

"Mereka membeda-bedakan siapa pun pengungsi, jurnalis, atau orang lain (yang berbahasa Arab)." 

Rokaya adalah orang Mesir dan diberikan kewarganegaraan Turki melalui visa kerjanya. Selain itu, ayahnya memiliki akar sejarah di negara ini. Dia menikah dengan warga negara Turki, yang juga memberinya hak atas kewarganegaraan Turki.  Dia juga ibu dari dua anak perempuan yang hanya memiliki paspor Turki. 

"Lengan saya masih sakit sekarang," tambahnya. 

"Jika bukan karena polisi dan orang lain dari berbagai pihak yang datang dan mencoba melindungi kami, mereka tidak akan berhenti.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya