AS Pertimbangkan Zona Larangan Terbang Libya

Pesawat tempur F-22 Raptors
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Amerika Serikat (AS) mengutus dua kapal perang dan pasukan Marinir untuk mendekati Libya dalam rangka membantu evakuasi dan misi kemanusian, bila diperlukan. Namun, Menteri Pertahanan Robert Gates menyatakan bahwa pengiriman aset militer itu bukan berarti AS mulai turut campur atas urusan Libya. 

Gates menanggapi hati-hati sejumlah seruan yang telah beredar di media massa agar diterapkan zona larangan terbang di Libya, untuk mencegah rezim Muammar Khadafi menembaki para demonstran dan kelompok oposisi dengan pesawat udara maupun helikopter.

"Opsi demikian, yang telah muncul di media massa dan di ranah lain, akan memiliki konsekuensi tersendiri," kata Gates. "Usul-usul itu perlu dipertimbangkan sangat hati-hati," lanjut Gates di Washington, Selasa 1 Maret 2011 waktu setempat, seperti dikutip harian The Los Angeles Times.

Menurut dia, pemerintah AS harus berpikir secara matang untuk mengerahkan militer lagi di negara lain di Timur Tengah. "Kami sensitif atas hal-hal itu," lanjut Gates, yang dikutip The Wall Street Journal.

Bersama dengan Ketua Gabungan Kepala Staf Militer AS, Laksamana Mike Mullen, Gates mengungkapkan bahwa Departemen Pertahanan (Pentagon) telah mempelajari semua opsi atas Libya, yang terancam perang saudara. Namun, belum ada keputusan terhadap Libya, selain mengirim bantuan kemanusiaan dan evakuasi.

"Di luar bantuan kemanusiaan dan evakuasi, semua opsi bersifat pelik," kata Gates.

Sepakbola Indonesia Masih Jauh dari Ideal

Menurut dia, bila harus mengirim pasukan ke Libya, maka itu akan mempengaruhi kekuatan tempur AS di Afganistan.

Mullen juga menegaskan bahwa penerapan zona larangan terbang di Libya merupakan operasi yang "pelik." Menurut Mullen, seperti yang telah diutarakan sejumlah pejabat militer AS, misi itu akan membutuhkan kampanye pengeboman untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara Libya.

Operasi penegakan zona larangan terbang itu pernah diterapkan AS atas Irak selama beberapa tahun sebelum invasi pada 2003.

"Bila kami yang harus menjalankannya, maka harus dengan cara kami sendiri agar dilakukan secara aman dan tidak menimbulkan risiko bagi kamii," kata Mullen.

Gates mengungkapkan bahwa selama ini ada sejumlah perbedaan pandangan di antara negara-negara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengenai respon atas Libya. Dia juga mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB juga belum memberi mandat bagi anggotanya untuk mengerahkan kekuatan militer. PBB hanya baru memberi sanksi bagi Libya.

Gerindra: PDIP Tidak Punya Masalah dengan Prabowo, Kami Juga Tak Punya Masalah dengan Bu Mega
Banjir Bandang di Wilayah Afghanistan (Doc: AP Photo)

Banjir Bandang Landa Afghanistan, 330 Orang Meninggal

Lebih dari 1.000 rumah hancur akibat banjir bandang.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024