Hadiri Pelantikan Jokowi, Abbott Ingin Teruskan Tradisi

Presiden Joko Widodo bersalaman dengan PM Australia Tony Abbott
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVAnews - Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan kepada Presiden Joko Widodo dia ingin meneruskan tradisi para pendahulunya untuk menghadiri upacara pelantikan orang nomor satu RI. Oleh sebab itu, dia berharap, ke depan, ini akan menjadi tradisi khusus petinggi Australia sebagai bentuk cerminan bahwa Indonesia merupakan negara yang penting bagi Negeri Kanguru. 
Urai Kemacetan Perlintasan KA di Poris, Pemkot Tangerang Bangun Dua U-Turn

Demikian ungkap Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema yang ditemui VIVAnews hari ini di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Hal itu ungkap Nadjib dilontarkan Abbott ketika mengadakan pertemuan bilateral dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pada Senin malam, 20 Oktober 2014 di Istana Negara. 
Daftar Harga Pangan 15 Mei 2024: Beras, Cabai, hingga Daging Sapi Naik

"Abbott mengatakan sudah sejak zaman mantan PM John Howard, pemimpin tertinggi Australia turut hadir dalam upacara pelantikan Presiden RI. Saat itu Howard datang di pelantikan mantan Presiden SBY tahun 2004 lalu. Hal itu dilakukan Pemerintah Australia, karena menganggap hubungan kedua negara begitu spesial," papar Nadjib. 
Pengakuan Putri Isnari, Kehidupannya Berubah Semenjak Dinikahi Anak Pengusaha Batubara

Pemimpin Partai Liberal itu menyadari hubungan kedua negara kerap mengalami pasang surut. Namun, Nadjib mengatakan Abbott yakin dengan kedewasaan kedua negara, hubungan bilateral bisa lebih dieratkan. 

"Lagipula secara pribadi, Abbott memang menyukai Indonesia dan memiliki kedekatan emosional dengan negara ini. Di luar dari kunjungan resmi dinas, Abbott kerap berkunjung ke Indonesia bersama keluarga untuk berlibur," kata dia. 

Ke depan, Abbott yakin Indonesia akan menjadi negara besar sehingga Australia berharap bisa menjadi teman sejati dan bisa dipercaya.

Dalam kesempatan itu, Nadjib menjelaskan, Abbott turut menyampaikan apresiasinya terhadap mantan Presiden SBY atas apa yang dia lakukan dalam pembangunan Indonesia. 

"Dia memuji SBY, karena di bawah kepemimpinan dia, Indonesia bisa bergerak ke arah yang seperti saat ini. Dia juga senang Jokowi yang meneruskan kepemimpinan SBY," imbuh mantan Duta Besar Belgia dan Uni Eropa. 

Sementara, terkait dengan kerjasama di bidang ekonomi, Abbott memastikan di bawah kepemimpinan dia, tidak akan ada lagi hambatan ekspor sapi. Abbott turut mengenalkan program di bidang pendidikan, melalui New Colombo Plan (NCP). Melalui program tersebut, mahasiswa brilian Australia dikirim ke Indonesia untuk belajar dan mengenal lebih dalam negara ini.  

Sementara, dalam pertemuan itu, Jokowi menegaskan supaya insiden di masa lampau yang membuat hubungan kedua negara sempat merenggang tidak terjadi lagi. Nadjib menyebut, Jokowi tidak menyebut secara spesifik insiden itu. 

Namun, seperti yang diketahui publik, tahun lalu, Badan Intelijen Australia terungkap menyadap komunikasi pembicaraan telepon SBY, Ibu Ani Yudhoyono dan beberapa Menteri. Selain itu, hubungan tersebut diperparah, dengan kebijakan rezim Abbott yang unilateral terkait penghentian manusia pencari suaka ke Australia. 

"Walaupun begitu, Jokowi memastikan akan melanjutkan kerjasama di masa depan dengan Australia," imbuh Nadjib. (ita)


Anggota Partai Demokrat Rashida Tlaib (Doc: The Jerusalem Post)

Partai Demokrat AS Setuju ICC Keluarkan Perintah Penangkapan Netanyahu

Perwakilan Partai Demokrat Amerika Serikat (AS), Rashida Tlaib (D-MI), angkat suara terkait desakan agar ICC mengeluarkan surat penangkapan PM Israel Netanyahu.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024