Perahu Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Hilang

Pegungsi Rohingya.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya belum berakhir. Puluhan orang dilaporkan tenggelam dari perahu dan hilang saat mencoba melarikan diri dari Myanmar ke perbatasan di Bangladesh.

5 Angkatan Laut dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara, Posisi Indonesia Mencengangkan

Seorang nelayan Bangladesh mengaku menyelamatkan seorang wanita pada Senin kemarin, yang mengatakan kepadanya bahwa ia tenggelam dari perahu penuh sesak yang tenggelam di sungai Naf, saat dikejar oleh speedboat tentara Myanmar.

"Saat itu saya sedang memancing di sungai Naf ketika mendengar teriakan dan tangisan putus asa seorang wanita yang meminta bantuan di pagi hari. Dengan cepat saya mendayung ke tempat itu dan menemukan wanita itu tengah berjuang untuk bertahan," kata nelayan bernama Suman Das, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa 6 Desember 2016.

Ritual Mistis Junta Myanmar Tak Mempan! Rathedaung Jatuh ke Tangan Sekelompok Bersenjata Etnis

"Wanita itu mengatakan, bahwa perahu mereka penuh sesak dengan warga Rohingya yang berusaha menyeberangi sungai untuk memasuki Bangladesh," ujarnya menambahkan.

Selain itu, wanita tersebut pun tidak mengetahui apa yang terjadi dengan warga lainnya dan berapa jumlah pasti etnis Rohingya yang berada di perahu tersebut.

5 Kekejaman Junta Militer Myanmar, Salah Satunya Hukum Mati Pelajar

Diberitakan oleh Al Jazeera, menurut sumber pengurus desa di pesisir Bangladesh, diketahui terdapat 31 warga di dalam perahu tersebut. Namun nahas, perahu mereka tenggelam. 13 mayat perempuan dan anak-anak, dua di antaranya mengalami luka tembak, telah terdampar di desa tersebut, di sisi Myanmar dari Naf. Hal ini belum dikonfirmasi secara pasti, namun polisi Bangladesh dan penjaga perbatasan mengatakan tidak mengetahui kejadian tersebut.

Diperkirakan 30 ribu warga etnis Rohingya telah dipaksa meninggalkan rumah mereka sejak terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh tentara Myanmar di negara bagian Rakhine barat pada bulan Oktober lalu.

Pekan lalu PBB mengatakan, setidaknya 10 ribu orang telah tiba di Bangladesh, meskipun pihak berwenang mengaku telah mencegah sejumlah besar orang masuk. Sementara itu, Myanmar membantah melakukan tuduhan pelecehan, namun tetap melarang wartawan asing dan peneliti independen untuk mengakses daerah tersebut.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya