Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Kapolri Jenderal Timur Pradopo, angkat bicara terkait munculnya catatan kasus penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, yang beredar di jejaring sosial Facebook, sejak Jumat 29 Maret 2013 lalu.
Menurut Timur, catatan penulis yang diduga menggunakan nama samaran, Idjon Djanbi, tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Termasuk foto-foto yang diduga diambil langsung dari lokasi kejadian.
"Sekarang semua itu kan bisa diakses ya, sangat luas, apa itu bisa dipertanggungjawabkan? Saya kira kita tetap lakukan langkah-langkah lebih lanjut," kata Timur di Istana Negara, Jakarta, Senin, 1 April 2013.
Timur juga membantah foto-foto tersebut bocor dan jatuh ke tangan yang tak berwenang, hingga akhirnya tersebar dan diakses ribuan orang.
Terkait perkembangan penyelidikan yang telah dilakukan tim investigasi Polri, Timur menyampaikan pihaknya telah melakukan identifikasi mengenai semua kaitan yang sesuai dengan masalah proyektil.
"Laboratorium forensik memastikan itu selongsong untuk jenis apa, peluru ditembakkan dari senjata jenis apa, itu saya kira bagian yang harus diteliti dengan cermat oleh labfor. Saya kira sudah jelas bahwa Pak KSAD katakan kita sama-sama lakukan investigasi, kita saling sharing dalam pengungkapan kasus dan hal-hal mana yang bisa kita berikan untuk langkah berikutnya," ujarnya.
Seperti diketahui, nama Idjon Djanbi yang digunakan dalam catatan tersebut dikenal sebagai mantan anggota Korps Speciale Troepen KNIL dan Komandan Kopassus Pertama.
Baca Juga :
5 Fakta Menarik Hari Pendidikan Nasional
Dalam analisisnya, penulis menyatakan Kopassus tidak menggunakan senapan SS-1 Pindad dan AK-101 yang diduga digunakan para penyerang untuk mengeksekusi para tersangka pengeroyokan Serka Santoso. Catatan tersebut juga memuat foto korban paska penembakan dan berbagai analisa arah tembakan dan luka-luka korban. (sj)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dalam analisisnya, penulis menyatakan Kopassus tidak menggunakan senapan SS-1 Pindad dan AK-101 yang diduga digunakan para penyerang untuk mengeksekusi para tersangka pengeroyokan Serka Santoso. Catatan tersebut juga memuat foto korban paska penembakan dan berbagai analisa arah tembakan dan luka-luka korban. (sj)