Gayatri Wailissa: Saya Cinta Indonesia

Gayatri
Sumber :
  • VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews - Dua bulan sebelum menghembuskan nafas terakhir, gadis jenius Gayatri Wailissa, sempat bertugas sebagai jurnalis dan ikut meliput kegiatan Forum Global PBB untuk Aliansi Peradaban (UNAOC). Dalam itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon dan beberapa pemimpin negara asing lainnya, turut hadir. 

Gayatri mewakili media Suara Maluku yang diundang oleh Kementerian Luar Negeri RI untuk meliput acara yang berlangsung pada 28 - 30 Agustus 2014 di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC). Di sana lah, VIVAnews berkenalan dengan Gayatri, si anak jenius yang menguasai 14 bahasa itu.

Sejak awal bertemu, Gayatri telah menunjukkan kecintaannya yang besar terhadap Tanah Air. Tiba di bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada 27 Agustus 2014, remaja berusia 17 tahun itu mengenakan jaket hitam dengan lambang Burung Garuda di sebelah kirinya. 

Beberapa rekan jurnalis lain sempat mencandainya dengan mengatakan lambang tersebut mirip dengan partai politik tertentu. Namun, dia menjawab mengenakan jaket itu, "Karena saya cinta Indonesia."

Buruh Bakar Spanduk Raksasa Bergambar Ini Sebelum Bubar dari Kawasan Patung Kuda Jakpus
Selama di Bali, Gayatri melaporkan beberapa agenda penting, mulai dari penandatanganan tata kelakuan baik (COC) mengenai penyadapan antara Indonesia dan Australia, pembukaan UNAOC yang dilakukan secara khusus oleh mantan Presiden SBY dan berbagai pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dengan Menlu lainnya. 

Geruduk Kantor Gubernur Bali, Buruh Tuntut Karyawan Kontrak di Sektor Pariwisata Dihapus
Ketika bertemu Marty, Gayatri bertanya isu terkait intelijen Indonesia, agar di masa mendatang tidak terulang kembali aksi penyadapan oleh negara asing.

3 Motor Listrik TAILG Semarakkan Pasar Otomotif Indonesia
"Mohon izin, Pak. Apa harapan Pak Menlu terhadap intelijen Indonesia seperti apa?" tanya dia ketika itu.

Marty ketika itu menjawab bahwa Badan Intelijen Nasional harus bekerja untuk kepentingan RI. 

Ulang tahun

Momen lainnya yang VIVAnews kenang bersama Gayatri yaitu ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-17 pada 30 Agustus lalu. Wartawan bersama pejabat dari Kemenlu memberinya kejutan ulang tahun. 

Di saat itu, Gayatri mengurai bahwa dia bercita-cita untuk bisa masuk Kemenlu dan menjadi diplomat ulung. Bahkan, dia bercerita sempat ditawari di beberapa institusi asing. Tapi, semua tawaran itu ditolak Gayatri.

"Karena saya cinta Indonesia dan saya hanya ingin mengabdi demi negara ini," ujar lulusan SMA Siwa Lima, Ambon, Maluku itu.

Dalam kesempatan itu, dia bercerita bagaimana bisa menguasai begitu banyak bahasa asing. "Semua bahasa asing itu, saya kuasai dengan belajar otodidak dan tidak mengikuti pendidikan formal tertentu," kata dia. 

Kini, sebelum sempat mewujudkan cita-cita sebagai diplomat, Gayatri meninggal akibat pendarahan otak. Dia sempat dirawat di RS Abdi Waluyo, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. Selamat jalan, Gayatri! (ita)

Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya