Logo timesindonesia

Wow, Cak Nun Satu Panggung dengan Ebiet G Ade

Cak Nun saat pentas di Plasa Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Benteng Vredeburg Yogyakarta. (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Cak Nun saat pentas di Plasa Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Benteng Vredeburg Yogyakarta. (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

“Karena jiwa kita waktu itu masih murni sehingga tidak terangsang. Saiki, nganggo jilbab rambute metu sithik wae.....” ujarnya disambut tawa.

Meski lokasi acara pergelaran seni digenangi air di sana sini, kehadiran Emha Ainun Nadjib dan para tokoh penting lainnya termasuk Busyro Muqoddas setidaknya membuat suasana menjadi lebih hangat, sekaligus menciptakan momentum langka saat Cak Nun dan Ebiet G Ade bertemu di satu panggung.

Ebiet G Ade mengakui dirinya sudah sangat lama tidak bertemu sahabatnya itu. Sebagai semacam obat rindu, dia lantunkan sebuah lagu yang liriknya diambilkan dari salah satu puisi karya Cak Nun.

“Saya sulit bertemu Cak Nun mungkin karena pergerakan anginnya berbeda,” kata Ebiet, alumni Muhi 1974 itu.

Terdengar teriakan meminta keduanya duet membawakan satu lagu. Namun karena malam itu bersamaan dengan pengajian rutin Macapat Syafaat di Kasihan Bantul, Cak Nun harus berbagi waktu untuk bertemu jamaah Maiyah.

Pada acara yang dipandu KRTM Indro Kimpling dan Indria Sastrotomo itu, selama lebih kurang 20 menit Cak Nun juga bercerita mengenai guru yang menghukumnya. Juga teman-teman dekatnya.

Salah seorang yang paling diingat sekaligus paling dia takuti sampai sekarang adalah HM Syukri Fadholi. Alumni Muhi angkatan 1970 yang pernah menjadi Wakil Walikota Yogyakarta.