Logo BBC

Begini Kerja Bot Penyebar Hoax soal Papua dengan Biaya Miliaran Rupiah

Ilustrasi hoax - Davies Surya.
Ilustrasi hoax - Davies Surya.
Sumber :
  • bbc

Artikelnya kemudian disebarkan melalui media sosial dengan tagar yang berkaitan dengan Papua.

"Menariknya, banyak artikel ini menyerang media-media Internasional, seperti Australian Broadcasting Corporation atau Radio New Zealand," kata Elise.

Wawawa Journal, dan situs serupa bernama tellthetruthnz, terdaftar atas nama Muhamad Rosyid Jazuli. Dia adalah CEO Jenggala Institute for Strategic Studies, sebuah lembaga yang menginduk pada Jenggala Center.

Pada laman resmi , yayasan ini menyebut "lahir dari hiruk-pikuk kerja politik di Tim Jenggala, sebuah tim pemenangan yang menginduk kepada (ketika itu) Cawapres Jusuf Kalla".

Saat dikonfirmasi, Muhamad Rosyid Jazuli mengakui bahwa dia memang membuat kedua website tersebut atas inisiatif pribadi, bersama beberapa temannya. Dia membantah bahwa website yang dibuatnya bermuatan politis.

"Itu inisiatif sendiri. Kami prihatin, karena media internasional selalu mengutip hanya beberapa tokoh yang dianggap mewakili situasi di Indonesia. Itu tidak fair. Harus ada penyeimbang," kata Rosyid.

Salah satu artikel di Wawawa Journal menyebut bahwaKomisioner PBB untuk hak asasi manusia Michelle Bachelet menyatakan bahwa lembaga internasional menyambut positif cara Indonesia menangani masalah di Papua.

Padahal, Michelle Bachelet menyatakan bahwa dirinya prihatin dengan kekerasan yang terjadi dan meminta otoritas untuk berdialog dan menghindari penggunaan kekerasan.

Artikel lain di Wawawa Journal menyebut bahwa pembakaran rumah dan kerusuhan di Wamena dipicu oleh disinformasi yang dilakukan pengacara Veronika Koman.

Dalam salah satu tulisannya, Wawawa Journal menyatakan bahwa cuitan Veronika Koman "Itu adalah trigger yang membuat teman-teman [di Papua] menjadi lebih anarkis," kata Rosyid membela tulisan tersebut.

Meski demikian, Rosyid menolak jika lamannya disebut memberi berita bohong, maupun disinformasi dan misinformasi.

"Saya menyebarkan ini untuk memberikan pandangan alternatif. Ini upaya untuk memberikan upaya balance di dunia pemberitaan, dan pengayaan diskursus," kata Rosyid. Dia juga menyatakan bahwa biayanya dibayar dengan dana pribadi dan tidak terkait dengan tempatnya bekerja.