Logo BBC

Begini Kerja Bot Penyebar Hoax soal Papua dengan Biaya Miliaran Rupiah

Ilustrasi hoax - Davies Surya.
Ilustrasi hoax - Davies Surya.
Sumber :
  • bbc

Negara yang menjadi target antara lain AS, Inggris, Swedia, Belanda dan Jerman.

Taktik lain yang dilakukan di Twitter adalah dengan memanfaatkan tagar yang digunakan oleh pihak pro-referendum, seperti misalnya tagar #freewestpapua. Jaringan itu juga membuat akun yang mirip dengan akun pro-referendum, misalnya akun @westpapuaamerdeka yang mirip dengan akun pro-kemerdekaan, @westpapuamedia.

Nama yang banyak terkait dengan jaringan bot ini adalah akun "West Papua ID" yang terhubung ke domain westpapuaindonesia.com . Domain ini dan empat website lain terdaftar atas nama Westi Pearly, yang kemungkinan adalah nama palsu.

Namun, ada nomor telepon yang terhubung dengan akun ini. Dengan memasukkan nomor ini ke WhatsApp dan mencari fotonya dengan mesin pencari foto Yandex, nomor tersebut terhubung pada akun Facebook, LinkedIn dan akun Freelancer pribadi dari seorang bernama Pera Malinda Sihite. Dia menyebut dirinya sebagai co-founder perusahaan konsultan media sosial InsightID.

Pada websitenya (yang kini sudah tidak dapat diakses), salah satu proyek InsightID adalah "Papua Program Development Initiative, meneliti perkembangan sosio-ekonomi Papua yang pesat dan mengeksplorasi tantangannya.

Investigasi juga menemukan bahwa email co-founder InsightID Abdul Aziz digunakan untuk mendaftarkan 14 domain terkait Papua, yang semua didaftarkan pada hari yang sama.

Beberapa website ini diduga saling terkait, karena mereka menggunakan kode tracking yang sama dari Google Analytics.

Sejalan dengan temuan investigasi, Facebook mengumumkan penemuannya terhadap jaringan akun yang bertujuan "menyesatkan pembaca".

"Kami menghentikan aktivitas mereka karena tidak ingin layanan kami dipakai untuk memanipulasi orang lain," kata Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Cyber Facebook dalam rilis persnya, 3 Oktober.

Facebook menutup 69 akun, 42 pages dan 34 akun Instagram. Ada satu Pages yang diikuti oleh 410 ribu akun, dan salah satu akun Instagram diikuti oleh 120 ribu akun.

Dana yang dihabiskan jaringan ini untuk membayar iklan di Facebook mencapai hingga US$300.000, atau sekitar Rp4,2 miliar.

"Meskipun mereka yang ada di baliknya berusaha untuk menyembunyikan identitas mereka, investigasi kami menemukan bahwa ada hubungan ke lembaga media sosial InsightID," kata Nathaniel.