Logo BBC

Ketika 'Ekspresi Teologis' Bersinggungan dengan 'Nasionalisme Sempit'

- Ulet Ifansasti/Getty Images
- Ulet Ifansasti/Getty Images
Sumber :
  • bbc

"Hari ini Saksi Yehuwa, besok mungkin orang yang karena lupa tidak ikut upacara, atau lupa mengibarkan bendera, mereka dengan mudah dikriminalisasi sebagai orang yang tidak mendukung NKRI," ungkapnya.

Apa solusi ideal untuk kasus serupa?

Suarbudaya mengungkapkan negara harus hati-hati menyikapi benturan ekspresi teologis dan ekspresi nasionalisme semacam ini. Apalagi, Saksi Yehuwa bukanlah aliran agama yang liar, melainkan diakui secara resmi di Indonesia.

"Ini yang harus jadi semacam acuan, kalau mereka menghayati agama dengan tidak menghormati bendera pasti ini sudah diketahui dua puluh tahun sebelum mereka dicatatkan di Kementerian Agama," ujarnya.

"Jadi ini perkara komunikasi dan familiarisasi bagaimana kita mengenal sesuatu yang berbeda dengan tidak reaktif," lanjut Suar.

Komisioner KPAI bidang pendidikan, Retno Listyarti mengakui, lazimnya memang sikap hormat dilakukan dengan mengangkat tangan. Semestinya, setiap warganegara pun melakukannya sesuai aturan yang berlaku, seperti tertuang dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2018 tentang tata cara dalam upacara bendera.

Namun, Sekjen PGI Pendeta Gomar Gultom pun menegaskan, meski berbeda, hak-hak penganut Saksi Yehuwa harus diakui, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan.

Dia mengungkapkan perlunya tafsir yang fleksibel terhadap sikap hormat kepada simbol negara supaya tidak bertentangan dengan apa yang mereka yakini.

"Hormat kepada bendera kan ada rupa-rupa cara. Bisa dengan menundukkan kepala, bisa dengan angkat tangan. Kan itu rupa-rupa cara. Itu yang harus diatur sekolah. Sikap penghormatan kepada bendera kan bisa macam-macam," ujar Gomar.