Logo ABC

Banyak Pilot Jarang Terbang Karena Pandemi, Perlukah Kita Khawatir?

David Sapulete memiliki rasa takut ketika harus mengemudi pesawat setelah tujuh bulan tidak melakukannya, namun telah mempersiapkan diri dari beberapa hari sebelum.
David Sapulete memiliki rasa takut ketika harus mengemudi pesawat setelah tujuh bulan tidak melakukannya, namun telah mempersiapkan diri dari beberapa hari sebelum.
Sumber :
  • abc

Shukor Yusof, pendiri perusahaan konsultan penerbangan Endau Analytics, mengatakan biaya simulator penerbangan yang terlalu mahal dan perannya yang pentingnya dalam pelatihan, membuat maskapai penerbangan dengan biaya murah tidak bisa mendapatkannya.

"Peralatannya mahal sekali, harganya sekitar [$26 juta]. Dan tidak semua maskapai penerbangan memilikinya," katanya.

David juga mengatakan pemberian pelatihan dalam simulator khusus adalah "hal yang sangat baik", namun membutuhkan pengeluaran jauh lebih banyak dari perusahaan.

"Mahal sekali, tidak mungkin perusahaan dapat menyediakan itu ke setiap pilot mereka di luar jadwal mereka, karena validasinya enam bulan untuk seorang kapten pilot bisa lulus simulator dan tidak perlu menyentuhnya," ujarnya yang mengaku tidak melalui pelatihan apapun sebelum kembali menerbangkan pesawat.

Two pilots in face masks sit in an empty terminal Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mendorong pemerintah untuk mengambil langkah dalam memastikan bahwa pilot memiliki pelatihan yang cukup.

Reuters: Tyrone Siu

Memastikan keselamatan penerbangan di negara berkembang

Menurut Shukor, dalam sebuah negara yang tidak memiliki persediaan simulator memadai, pasti ada permasalahan.

"Pilot di pasar negara berkembang, seperti Indochina, Filipina, Indonesia, tidak memiliki jumlah simulator memadai. Jadi harus bagaimana? Ini adalah salah satu bahaya yang dihadapi industri saat ini."