Banyak Pilot Jarang Terbang Karena Pandemi, Perlukah Kita Khawatir?
- abc
Shukor Yusof, pendiri perusahaan konsultan penerbangan Endau Analytics, mengatakan biaya simulator penerbangan yang terlalu mahal dan perannya yang pentingnya dalam pelatihan, membuat maskapai penerbangan dengan biaya murah tidak bisa mendapatkannya.
"Peralatannya mahal sekali, harganya sekitar [$26 juta]. Dan tidak semua maskapai penerbangan memilikinya," katanya.
David juga mengatakan pemberian pelatihan dalam simulator khusus adalah "hal yang sangat baik", namun membutuhkan pengeluaran jauh lebih banyak dari perusahaan.
"Mahal sekali, tidak mungkin perusahaan dapat menyediakan itu ke setiap pilot mereka di luar jadwal mereka, karena validasinya enam bulan untuk seorang kapten pilot bisa lulus simulator dan tidak perlu menyentuhnya," ujarnya yang mengaku tidak melalui pelatihan apapun sebelum kembali menerbangkan pesawat.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mendorong pemerintah untuk mengambil langkah dalam memastikan bahwa pilot memiliki pelatihan yang cukup.
Reuters: Tyrone Siu
Memastikan keselamatan penerbangan di negara berkembang
Menurut Shukor, dalam sebuah negara yang tidak memiliki persediaan simulator memadai, pasti ada permasalahan.
"Pilot di pasar negara berkembang, seperti Indochina, Filipina, Indonesia, tidak memiliki jumlah simulator memadai. Jadi harus bagaimana? Ini adalah salah satu bahaya yang dihadapi industri saat ini."