Pengangkatan Yaqut sebagai Menag Dinilai untuk Redam Islam Garis Keras
- bbc
Penunjukan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang disebut `tegas dan tidak kenal kompromi` melawan tindakan intoleransi sebagai Menteri Agama bertujuan untuk salah satunya menghadapi kelompok-kelompok Islam garis keras seperti Front Pembela Islam (FPI), kata pengamat politik Islam Indonesia.
Sosok Yaqut juga menumbuhkan `harapan` di kalangan kelompok minoritas dan aktivis hak asasi manusia (HAM) dalam terciptanya kebebasan beragama dan berkeyakinan, seperti yang diungkapkan komunitas GKI Yasmin dan peneliti Setara Institute, lembaga demokrasi dan perdamaian.
Yaqut, menurut Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, khususnya berani merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri soal pendirian rumah ibadah yang membatasi kebebasan beragama dan berkeyakinan.
- Natal: Banser NU yang menjaga gereja-gereja Indonesia dan `dikafir-kafirkan`
- Presiden Jokowi lantik enam menteri baru, seperti apa visi Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno?
- Menteri kesehatan baru diharapkan pimpin program vaksinasi Covid, meski tak berlatar belakang kesehatan
Namun penunjukan itu mendapatkan respons negatif dari Ormas Islam FPI yang menyebut Yaqut memiliki gaya preman serta sering membuat pernyataan gaduh dan adu domba.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membantah pernyataan FPI tersebut.
Meredam kelompok garis keras
Dalam pidatonya seusai dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan akan melakukan terobosan-terobosan yang berbeda dengan menteri sebelumnya.