Warga Mengeluh, Jalan Milik Pemkab Deli Serdang Dijual Rp1,6 Miliar ke PT Latexindo

Jalan Persatuan I, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dijual ke swasta
Sumber :
  • B.S. Putra (Medan)

Deli SerdangJalan Persatuan I, Dusun II, Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang, diduga dijual kepada pihak swasta, PT Latexindo. Dengan harga fantastis mencapai Rp 1,6 miliar.

Jokowi: Jalan Inpres Gorontalo Penting untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah

Koordinator Aliansi Masyarakat Penyelamat Aset Sumatera Utara (AMPS) Johan Merdeka selaku pihak advokasi masyarakat mengatakan pihaknya menerima keluhan masyarakat. Berawal dari rencana penutupan Jalan Persatuan I, dilakukan pihak Latexindo.

"Jalan itu, sudah digunakan warga berpuluh-puluh tahun. Berawal dari situ, ketika kita tanya. Apa dasar mereka (perusahaan) hendak melakukan penutupan jalan itu. (katanya) berdasarkan surat SK Camat dimiliki PT Latexindo," jelas Johan saat dikonfirmasi VIVA, Minggu 11 Juni 2023.

4 Ban Mobil Toyota Avanza Hilang Dicuri Saat Parkir

Johan mengungkapkan warga sekitar meminta klarifikasi Pemkab Deli Serdang dan pihak Kecamatan Sunggal. Namun, tidak mendapatkan klarifikasi yang jelas terkait penjualan jalan tersebut.

Jalan Persatuan I, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dijual ke swasta

Photo :
  • B.S. Putra (Medan)
Curhat Pengemudi Mobil Jalur Mudik Ditutup Tenda Nikahan

"Apakah kemudian, melakukan pelaporan penutupan jalan itu, lalu mereka sudah mereka ajukan kepada bapak Deli Serdang dan bapak Camat. Namun, tidak direspon," ucap Johan.

Selanjutnya, Johan mengatakan warga terus mencari informasi dan data terkait keinginan PT Latexindo ingin menutup jalan tersebut. Akhirnya, sejumlah warga mendapatkan data atau dokumen terkait penjualan fasilitas umum tersebut.

"Sudah keluar lah SK Camat itu, baru beredar lah surat atas penjualan jalan tersebut, sebesar Rp 1,65 miliar. Transaksi sudah dilakukan. Lebih kurang setahun yang lalu," ucap Johan.

Johan menjelaskan jalan yang dijual itu, panjang sekitar 205 meter dan badan jalan sekitar 5 meter. "Lebih kurang 1.000 meter persegi. Lumayan panjang," katanya sembari mengatakan jalan itu, dibeli untuk perluasan bangunan usaha milik PT Latexindo.

Tidak mendapatkan klarifikasi dari Pemkab Deli Serdang, Johan mengatakan pihaknya bersama masyarakat akan menggelar unjuk rasa ke Kantor Bupati Deli Serdang, DPRD Kabupaten Deli Serdang, dalam waktu dekat ini.

"Kita akan mempertanyakan kepada Bupati dan DPRD Deli Serdang, kenapa akses jalan warga berpuluh-puluh tahun itu, dijual kepada Latexindo," jelas Johan.

Johan meminta dan mendesak Polda Sumut, Kejati Sumut hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk turun melakukan pemeriksaan terhadap penjualan jalan tersebut, yang merupakan bagian dari aset negara menjadi fasilitas umum masyarakat.

"Apa dasarnya, kita juga mempertanyakan kepada Kejaksaan, Kepolisian dan menyurati KPK terkait penjualan jalan dilakukan Pemkab Deli Serdang. Ada dugaan syarat korupsi. Kita melihat ada kesalahan produser. Kalau itu, aset harus di Paripurna kan terlebih dulu. Harus ada persetujuan warga, karena itu fasilitas umum," jelas Johan.

Johan mendapatkan data bahwa PT Latexindo sudah membayar jalan tersebut, ke Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Deli Serdang."Informasinya sudah lunas pembayarannya," tuturnya.

Johan mengatakan masyarakat sudah berupaya berkomunikasi dengan Camat Sunggal, Danang Purnama Yudha meminta penjelasan terkait penjualan jalan itu. Terkesan Camat itu, menutupi informasi.

"Kami mengadvokasi masyarakat. Pertama, kita minta akses jalan jangan ditutup perusahaan dulu ya. Pihak penyidik, KPK, Kejaksaan dan Polisi memeriksa aset jalan tersebut. Setidaknya itu, lah. Bila tidak dituruti, kita perusahaan itu tutup saja, karena tidak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar," kata Johan.

Meski akses jalan belum ditutup, Johan mengatakan pihak perusahaan sudah memasang tiang. Kemungkinan akan berkelanjutan dengan penutupan.

"Belum ditutup akses jalan, tapi masyarakat khawatir, tapi tiang sudah ada, tinggal ditembok aja ini," ujar Johan.

Sementara itu, Wartawan VIVA mencoba menghubungi Camat Sunggal, Danang Purnama Yudha melalui telpon selular dan pesan WhatsApp mempertanyakan terkait penjualan jalan itu. Namun, belum memberikan respon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya