Sungai di Jombang Berubah Warna, Diduga Tercemar Limbah Pabrik

Sungai Rejoso yang berubah warna diduga tercemar limbah pabrik tahu, di Jombang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Uki Rama (Malang)

Jombang – Air pada saluran sungai di Dusun Rejoso, Desa Ngumpul, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berubah warna. Diduga perubahan warna air tersebut karena limbah pengolahan pabrik tahu. 

Massa Buruh Padati Kota Surabaya, Lalu Lintas Mulai Padat

Kondisi air yang berubah dan menimbulkan bau tak sedap itu dikeluhkan warga. Budi (38 tahun) warga setempat mengatakan, sebagian warga di sekitar pondok pesantren (Ponpes) Darul Ulum Rejoso, sudah lama mengeluhkan kondisi air yang berubah warna.

Ia pun mengaku kondisi aliran sungai itu berbau busuk. Selain berbau, air aliran sungai juga berubah menjadi berwarna putih pekat diduga saluran tersebut tercemar limbah.

Pabrik BYD di Subang Bisa Bikin 150 Ribu Mobil Listrik per Tahun, Beroperasi di 2026

Sungai Rejoso yang berubah warna diduga tercemar limbah pabrik tahu, di Jombang.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Uki Rama (Malang)

"Kalau kondisi saluran ini memang seperti ini. Memang musim kemarau pasti sangat terlihat jelas, pencemarannya," ujar Budi, Senin, 23 Oktober 2023.

Visual Tak Teramati, Gunung Semeru Erupsi 104 Detik

Ia mengatakan, kondisi ini sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, tak ada solusi dari pemerintah setempat maupun provinsi untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Pemkab juga seringkali mengambil sampel air saja. Ya belum ada tindakan sampai sekarang. Buktinya kondisinya masih sama selama bertahun-tahun," katanya.

Dia menduga, saluran air yang berubah menjadi berwana putih dan menimbulkan bau ini dikarenakan adanya limbah dari industri pengolahan tahu.

"Mungkin karena limbah tahu itu. Jadi sungai menjadi seperti ini. Tapi ya percuma karena setiap tahun seperti ini, gak ada perubahan," tuturnya.

Ia menegaskan, bila musim penghujan, kondisi saluran air terlihat normal. Karena memang, debit air yang tinggi membuat limbah juga terbawa aliran sungai. Namun, pada musim kemarau pencemaran air itu sangat nampak jelas.

"Kalau kemarau sudah jelas pencemarannya. Tapi ya sama aja. Gak ada solusi. Semoga saja masalah ini bisa segera diatasi seterusnya," kata Budi.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang, Miftahul Ulum mengatakan, dari pengamatan yang dilakukan DLH. Saluran tersebut banyak kandungan Escherichia coli (E coli). "Yang paling menonjol kandungan E coli," ujar Ulum.

Ia menambahkan, untuk penanganan saluran tersebut. DLH sudah melakukan pemasangan tanaman untuk fitoremediasi dari akhir tahun kemarin mulai dari hulu saluran tersebut.

"Fitoremediasi adalah pengurangan zat pencemaran dengan cara penanaman tanaman yang mampu mengurai zat pencemar. Alhamdullilah cara itu efektif mengurangi zat pencemar. Saat ini kami belum bisa pasang fitoremediasi di hilirnya karena sedang ada perbaikan dan normalisasi sungai diatasnya," kata Ulum. 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya