Jelajah 13 Gua Demi Sumber Air untuk Warga Desa Pucung Wonogiri

Joko Sulistyo melakukan ekspedisi mencari sumber air bagi masyarakat Wonogiri
Sumber :
  • Satu Indonesia

WonogiriAir menjadi sumber kehidupan manusia. Tanpa air manusia tidak akan bertahan hidup. Riset membuktikan manusia hanya bisa bertahan hidup selama 100 jam atau tiga hari tanpa air. Namun dapat saja dehidrasi muncul lebih cepat jika manusia tidak mengkonsumsi air.

Kemalangan di Gaza, Warga Palestina Minum Air Tidak Layak Konsumsi

Belum lagi kebutuhan sehari-hari tanpa air juga akan lebih berat. Air berfungsi untuk sektor pertanian hingga kebutuhan rumah tangga dan diri.

Pada 2001 lalu ribuan masyarakat di Desa Pucung Wonogiri Kecamatan Eromoko Jawa Tengah merasakan betul dampak dari tidak adanya sumber mata air. Musim kemarau yang tiba membuat masyarakat sangat menderita. Bahkan masyarakat Wonogiri harus membeli air dari Yogyakarta untuk kebutuhan sehari-hari.

Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Joko Sulistyo melakukan ekspedisi mencari sumber air bagi masyarakat Wonogiri

Photo :
  • Satu Indonesia

Dari sana muncul inisiatif seorang anggota pecinta alam KMP Giri Bahama, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Solo, Joko Sulistyo untuk melakukan ekspedisi mencari sumber air bagi masyarakat.

Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan

Jelajah 13 Gua

Untuk menjalankan tugas yang mulia itu, Joko Sulistyo harus rela menjelajah 13 gua untuk mencari sumber mata air yang dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat.

Masyarakat saat itu tidak berani untuk memasuki sebuah gua. Melihatnya saja masyarakat sudah ketakutan, apalagi harus menjelajah hingga ke dalam gua untuk menemukan sumber mata air.

Joko Sulistyo sebagai pecinta alam terbiasa dengan tantangan itu. Dia memberanikan diri untuk menjelajah satu per satu gua di Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri untuk menemukan sumber air.

Satu demi satu gua dia jelajahi dan tidak kunjung menemukan sumber air. Namun ada satu gua yang ternyata setelah dijelajah terdapat sumber air di dalamnya.

Joko Sulistyo melakukan ekspedisi mencari sumber air bagi masyarakat Wonogiri

Photo :
  • Satu Indonesia

“Ada 13 gua, dan saat saya masuk di Gua Suruh saya menemukan sungai di dalamnya. Satu-satunya gua yang ada airnya,” kata Joko menceritakan kisahnya.

Seperti doanya terjawab, dia begitu kegirangan menemukan sumber mata air di dalam Gua Suruh. Dia pun memikirkan bagaimana caranya air dalam gua tersebut dijadikan sumber mata air tambahan bagi masyarakat. Tentu saja itu perlu memakan waktu.

Warga Desa Pucung sebanyak 2.350 jiwa yang mengalami kesulitan air saat musim kemarau. Beruntungnya Joko mendapatkan sumber air dari gua bawah tanah di sana. Namun itu tidak lantas dapat digunakan masyarakat secara praktis, karena butuh biaya untuk menyiapkan pompa air berukuran besar hingga proses pemasangan pipa yang dapat mengaliri ke pemukiman penduduk.

Joko menemukan sumber air di gua dengan tetap menjaga biota dan kehidupan di dalam gua. Tidak ada kehidupan yang terganggu saat pemanfaatan sumber air di dalam gua tersebut. Sumber air di dalam gua memiliki kedalaman sekitar 44 meter, sehingga membutuhkan alat untuk menyedot airnya.

 “Kami tetap menjaga biota dan kehidupan yang sudah ada di gua tidak terganggu,” katanya.

Baru 10 tahun kemudian atau pada 2011 air bersih itu mulai diangkat ke permukaan menggunakan dana alokasi khusus Desa Pucung dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Kemudian pada 2013 warga desa dapat memanfaatkan sumber air dari Gua Suruh tersebut.

Kini tower air sudah berada di atas bukit dan sudah mengalir ke Desa Pucung. Masyarakat kini dapat mengambil air di bak-bak penampungan kapan saja saat mereka membutuhkan.

Berkat jasa Joko Sulistyo menemukan sumber air, pada 2013 lalu dia mendapatkan Apresiasi Satu Indonesia Awards. Apresiasi tersebut merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya