- ANTARA/Jafkhairi
VIVAnews - Anggota Wali Amanat, Emil Salim mengatakan gonjang-ganjing yang menerpa Universitas Indonesia (UI) tidak bisa diselesaikan dengan pencopotan Rektor. Menurut dia, yang lebih penting adalah bagaiamana UI bisa dikelola dengan baik ke depannya.
"Tugas kita adalah membahas maunya bagaimana UI di masa depan, apa bentuk UI ini," kata Emil Salim dalam temu wicara di Aula Fakultas Ekonomi UI, Rabu 14 September 2011.
"Bukan persoalan Saudi, Rektor turun atau naik. Yang jadi persoalan adalah UI yang bagaimana, yang mau kita kembangkan 10 tahun ke depan."
Menurut Emil, fokus utama semua stakeholder UI adalah pada tata kelola universitas. Berdasarkan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Nasional semalam, dia menyampaikan semua persoalan dipercayakan pada internal UI. "Persoalan UI bukan persoalan pemerintah," katanya.
"Prinsip semalam dari Pak Menteri adalah kami serahkan pada UI. Ini adalah hak semua stakeholder UI, bukan monopoli MWA atau Rektor supaya mereka yang menentukan bagaimana UI itu."
Kisruh di UI ini terkait dengan pembatalan UU Badan Hukum Milik Negara (BHMN). UI yang telah berstatus sebagai BHMN harus mengalami transisi akibat pembatalan itu.
Rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri mendemisionerkan organ MWA, DGB, dan Senat Akademik yang sudah habis masa jabatannya. Tindakan ini dinilai melanggar ketentuan soal masa transisi PTN BHMN.
Puncak kisruh ini adalah terjadinya kasus pemberian Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi. Pemberian gelar ini memicu protes keras dari pihak internal UI ataupun masyarakat. (eh)
Harley-Davidson Punya Cara Baru Jualan Motor
Harley-Davidson kian menunjukkan eksistensinya untuk lebih dekat dengan para konsumen dan komunitas, yaitu dengan menghadirkan Pop-up Store di pusat perbelanjaan Senayan
