5 Alasan Reformasi Indonesia Dianggap Gagal

Demo anti kenaikan harga BBM di depan gedung DPR
Sumber :
  • VIVAnews/ Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Lingkaran Survei Indonesia menemukan ada lima penyebab  menurunnya kepuasan publik terhadap reformasi. Ini diungkapkan Ardian Sopa, peneliti LSI di kantor LSI, Jakarta, Minggu 26 Mei 2013.


"Pertama, maraknya kasus korupsi yang melanda para politisi. Kedua, kerukunan dan toleransi yang pada zaman orde baru terpelihara kini kondisinya semakin memprihatinkan," ujar Ardian.


Ketiga, lanjut dia, mayoritas publik merasa kehidupan ekonomi semakin sulit. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak membuat masyarakat semakin tertekan.


Keempat, sepanjang masa reformasi, Indonesia gagal melahirkan pemimpin nasional yang kuat. Terlihat dari kepemimpinan presiden terakhir, Presiden SBY, yang dinilai publik sering ragu-ragu dalam mengambil keputusan.


Kelima, kasus orang hilang menjelang reformasi tidak menyentuh aktor-aktor intelektual. Sebanyak 55,7 persen responden menyatakan tuntutan agar kasus penembakan dan penculikan aktivis segera diusut dan dituntaskan.


LSI merekomendasikan, untuk meningkatkan kepuasan publik terhadap reformasi adalah pemilu 2014 harus menjadi momentum perubahan kultur politik yang signifikan. Dua agenda prioritasnya adalah menyelesaikan masalah korupsi dan kebebasan beragama.


"Dunia politik dan profesi politik seharusnya dihargai sebagai kerja mulia untuk membela kepentingan publik. Reformasi seharusnya menjadi momentum melakukan perubahan mendasar. Sangat sayang, momentum reformasi menjadi lemah dan tidak amanah," kata Ardian Sopa.


Nikita Mirzani Bongkar Dugaan Penyiksaan Mantan Pacar: Dijambak, Dibenturkan ke Sofa Selama 30 Menit
Survei LSI dilakukan dengan cara
quick poll
Virzha Resmi Menikah, Lancar Ijab Kabul Pakai Bahasa Arab Banjir Pujian
sepanjang tanggal 21-23 Mei 2013. Survei ini menggunakan metode
multistage random sampling
Khawatir Kena Sadap, Hakim MK Ingatkan Peserta Sidang Tak Aktifkan Ponsel Selama Persidangan
dengan jumlah responden 1.200 orang dan margin error
sekitar 2,9 persen. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya