Soal PKI, Agum Gumelar: Sejarah Tidak Bisa Dipotong-potong

Agum Gumelar
Sumber :
  • ANTARA/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Agum Gumelar, mantan Menteri Pertahanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menilai isu kebangkitan tidak perlu diperpanjang. Menurutnya, saat ini yang diperlukan Indonesia harus menatap ke depan dan tidak mempermasalahkan sejarah lampau.

Warga Diminta Laporkan Aktivitas PKI

"Kalau mau mengungkap, sejarah tidak bisa dipotong-potong, 1948 Muso, 1965 G30S-PKI. Menurut saya, sudahlah. Jangan mempermasalahkan masa-masa yang sudah lewat. Kalau masa yang sudah lewat semuanya salah. Belanda salah, pemberontak salah. Mari kita lihat ke depan," ujar Agum dalam simposium nasional Ancaman Kebangkitan di Jakarta, Kamis 2 Juni 2016.

Menurut Agum, saat ini di Indonesia telah terjadi rekonsiliasi terhadap peristiwa pemberontakan . Kini, sudah tidak ada lagi istilah anak, cucu dan juga tidak ada peraturan yang menganaktirikan orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan

KSAD: Lebih Gagah Pakai Atribut Pancasila Daripada PKI

Seluruhnya, sudah mendapatkan hidup selayaknya warga Indonesia yang lainnya. "Mereka sudah boleh di mana saja, hak politik sudah sama, hak ekonomi sudah sama, hak warga negara sudah sama," katanya.

Untuk itu, ia mengingatkan, tidak perlu mengungkit masa lalu. Agum lebih menekankan kepada masa depan, sebab di Indonesia memang sudah tidak bisa dipertahankan. "Kalau melihat dari kegagalan PKI, bumi kita enggak cocok dengan benih marxis, komunis. Marxis, komunis tidak dapat tumbuh subur di bumi kita. Bumi kita menentang," kata Agum.

Komisi I: Isu Soal Kebangkitan PKI Perlu Dibuktikan
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu.

Ryamizard: PKI Selalu Muncul Tiap 17 Agustus

Menurut Ryamizard PKI akan selalu mendesak presiden minta maaf

img_title
VIVA.co.id
7 Juni 2016