Panglima TNI Singgung Ancaman Senjata Biologis Massal

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta/File Photo

VIVA – Saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Konferensi Internasional dan Table Top Exercise untuk Global Health Security 2017 di Istana Negara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyinggung bahaya penyakit akibat senjata biologis.

Pakai Baret Merah, Momen Prabowo Subianto Hadiri HUT ke-72 Kopassus

Salah satu yang dicontohkan Jenderal Gatot, ketika ramai penyakit Mers dan Flu Burung. Karena penyakit menular ini, sempat menjadi ancaman global termasuk Indonesia. Bahaya senjata biologis, diciptakan untuk menghancurkan negara lain.

"Dari preventif militer kita patut mewaspadai adanya ancaman senjata biologis massal yang diciptakan untuk melumpuhkan negara lain dan berpotensi menciptakan epidemi (wabah penyakit menular)," kata Gatot di Istana Negara, Selasa 24 Oktober 2017.

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Maka, menurutnya, perlu untuk membangun kerja sama yang baik antara TNI dengan sipil. Sejauh ini, TNI sudah menjalin kerja sama yang cukup baik dengan Kementerian Kesehatan.

Apalagi, dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, yang membuat perpindahan setiap orang juga cepat. Maka butuh respon cepat, untuk mengatasi bahaya penyakit menular ini.

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

"Secara khusus posisi geografi Indonesia tepat berada di persimpangan lalu lintas dunia. Hal ini menyebabkan ancaman wabah penyakit tropis dan penyakit infeksi sangat tinggi," jelas Gatot.

Maka, TNI punya peran juga. Salah satunya, terang Gatot, adalah mengefektifkan peran Babinsa yang kesehariannya memang berhubungan langsung dengan masyarakat. Namun, kalau terjadi musibah massal, Gatot menegaskan TNI siap diterjunkan untuk menanggulanginya.

"TNI melalui peran dalam operasi militer selain perang selalu siap digerakkan apabila terjadi musibah massal yang datang tiba-tiba dan tidak mudah diprediksi, seperti bencana alam maupun bencana buatan," ujar mantan Panglima Kostrad ini. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya