Wamena Bergejolak, PKS: Sayangnya Negara Tak Hadir

Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya, saat unjuk rasa di Wamena.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Marius Wonyewun

VIVA – Papua bergejolak dengan kerusuhan yang menelan puluhan korban meninggal dunia. Pemerintah diminta serius dalam persoalan Papua ini.

Sekda Depok Minta Bappeda dan PUPR Benahi Akses Jalan Kampung Bulak Barat yang Putus Kena Banjir

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS, Nasir Djamil, menyampaikan hal ini dalam interupsi di forum paripurna penutupan masa bakti DPR 2014-2019. Ia menyebut saat ini negara tak hadir saat warga negara menghadapi ancaman-ancaman.

"Pancasila sedang menghadapi ujian yang sangat berat, ketika pemerintah bentuk peraturan perundang-undangan yang sejalan dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, ada sejumlah pihak dan negara asing gerah dan resah apalagi ketika DPR atur tindak pidana kesusilaan," kata Nasir di Gedung Nusantara II, kompleks parlemen, Jakarta, Senin 30 September 2019.

Sarankan PDIP-PKS Oposisi, Guru Besar Unand: Dengan Itu, Demokrasi akan Sehat

Nasir menduga ada sejumlah pihak termasuk negara asing yang ikut 'bermain api' terhadap peristiwa yang terjadi belakangan ini. Ia menilai saat DPR dan pemerintah membentuk peraturan perundang-undangan yang ingin memenuhi Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ada pihak yang mencurigai DPR sengaja bermain api.

"Karena itu, ke depan, di periode ke depan jangan sampai membuat Pancasila dalam keadaan berbahaya. Karena itu saya sampaikan agar kita menjaga nilai-nilai dalam Pancasila dari sila pertama hingga kelima," kata Nasir.

Caleg PKS Ngadu ke MK, Suara Diambil Rekan Satu Partai

Dia pun bicara soal kerusuhan di Papua sampai gempa bumi di NTB, Palu, Donggala, dan Maluku. Ia menyoroti khusus kerusuhan di Papua dianggap memprihatinkan dan mencederai kemanusiaan.

Ribuan warga pendatang di Wamena mengungsi dari Papua karena terancam keselamatannya. Ia menekankan kembali pemerintah mesti hadir dalam urusan ini.

"Sayangnya negara tak hadir ketika warga negara menghadapi ancaman, di mana NKRI yang kita agung-agungkan, di mana ketika ada warga Minang, Bugis yang harus mengungsi dari Wamena. Di mana negara? Karena itu, mudah-mudahan kita makin meneguhkan NKRI. Ketika bentuk perundang-undangan kita harus daulat sedaulat-daulatnya," kata Nasir.

Seperti diketahui, kerusuhan pecah di Wamena, Papua, sejak Senin, 23 September 2019. Warga asli daerah Papua dikabarkan menyerang dan mengusir warga pendatang.

Kerusuhan itu menelan puluhan korban jiwa dan luka-luka. Aparat Kepolisian RI dan TNI masih berupaya untuk mengendalikan situasi di sana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya