Prof Tjipta: Pernyataan SBY Ditujukan ke Megawati dan Jokowi

Presiden Jokowi saat menerima SBY di Istana Merdeka
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito

VIVA Politik - Pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan turun gunung karena Pemilu 2024 bisa tak adil dan tak jujur masih disorot. Omongan SBY itu ditangkap punya makna untuk Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

Megawati Instruksikan Ita Maju Pilwakot Semarang

Pakar komunikasi politik, Prof Tjipta Lesmana menjelaskan kalau mau analisis pernyataan pidato politisi mesti lihat background dulu. 

"Semua komunikasi mesti punya konteks, ini dalam konteks apa. Kalau kita bisa pahami konteksnya, kita bisa memahami pernyataannya. Tapi, kalau kita tidak bisa memahami, atau keliru pemahamannya tersebut," kata Tjipta dalam Dua Sisi tvOne yang dikutip pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Jokowi Hadiri Pernikahan Rizky Febian & Mahalini, Sule Ungkap Momen Mengharukan!

Dia tak setuju jika pernyataan SBY dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Rapimnas bertujuan untuk membakar semangat para kadernya. Bagi Tjipta, konteks omongan SBY dan AHY mesti dilihat secara mundur.

Tjipta menganalisa maksud mundur yaitu melihat latarbelakang SBY dan Megawati yang pernah berseteru.

Jokowi Perintahakan Sri Mulyani Jalin Komunikasi dengan Prabowo, Untuk Apa?

"Memang konteksnya, hubungan Ibu Mega dan Pak SBY sejak 20 tahun lalu, sudah kurang baik, makin lama, makin lama makin panas," ujar Tjipta.

SBY di Rapimnas Partai Demokrat

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Baca Juga: SBY: Saya Harus Turun Gunung, Ada Tanda-tanda Pilpres 2024 Tidak Adil

Pun, dia menyebut dengan omongan SBY itu membuat dinamika hubungannya dengan Megawati ini makin panas. Namun, ia memilai dinamika itu mungkin karena jelang 2024.

Meski demikian, Tjipta juga bisa menangkap manuver Demokrat ini juga untuk mendongkrak elektabilitas partai menuju 2024.

"Mungkin petinggi Demokrat ini, melihat aduh partai kita ini surveinya masih rendah terus nih. Mungkin ini analisa saya. Maaf, ini analisi saya. Saya orang komunikasi politik bisa salah. Dicarilah, maaf kambing hitam," jelasnya.

Dia menekankan dengan manuver itu, Demokrat ingin memperlihatkan seperti ada kondisi yang tidak beres.

"Ini ada yang nggak beres. Kita nih bagaimana dipecundangin nih. Cuma, dua pasang yang nanti maju nih," ujar Tjipta.

Menurut dia, sebagai orang komunikasi politik, bisa dipahami konteks SBY itu ditujukan untuk Megawati dan Jokowi.

"Kalau kita tahu konteksnya, jelas. Pernyataan itu sebagai saya orang komunikasi, itu ditujukan kepada Bu Mega dan Pak Jokowi. Jelas sekali," lanjut Tjipta.

"Ini namanya kalau dlihat dari konteks. Jelas sekali. Memang sudah lama musuhan gitu loh," tuturnya.

Barack Obama berbicara dengan Megawati disaksikan SBY

Photo :
  • Antara/ Alif Ichwan

Dia mengatakan demikian karena saat ini antara Jokowi dan Megawati punya hubungan yang sangat dekat. Ia bilang kedekatan itu setiap satu bulan sekali Megawati diterima Jokowi di Istana.

Presenter Dua Sisi Dwi Anggia sempat meminta politikus PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menanggapi. Menurut Masinton, kedekatan Megawati dengan Jokowi seperti antara ibu dan anak.

"Ya, relasi beliau kan seperti ibu dan anak. Relasi ininya ya. Jangan dilihat relasi, kekuasaan struktur atau partai. Ibu dan anak," jelas Masinton.

Kemudian, Tjipta melanjutkan lagi omongannya. Menurut  dia, tak ada satu pun pimpinan parpol di Tanah Air yang punya hak privilege atau istimewa seperti Megawati.

"Memang saya analisa, sebagai komunikasi politik, memang menjurusnya seperti itu," sebutnya.

Viral pernyataan SBY soal akan turun gunung di Pemilu 2024 karena tak adil dan tak jujur disampaikan saat Rapimnas Demokrat pada Kamis, 15 September 2022. SBY mengatakan telah mendengar dan mengetahui hal tersebut.

Pun, Presiden ke-6 RI itu juga dapat kabar jika Pilpres 2024 akan diatur hanya dengan diikuti dua pasangan capres dan cawapres.   

"Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka hanya dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikendaki oleh mereka," jelas SBY.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya