Voxpol Ungkap 5 Alasan Mengapa Yusril Layak Jadi Cawapres Prabowo

Pertemuan Prabowo Subianto dengan Yusril Ihza Mahendra
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Koalisi Indonesia Maju (KIM) dinilai bakal menghadapi tantangan serius dalam menentukan bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo. Hal itu disebabkan karena kuatnya tarik-menarik kepentingan antara sesama anggota koalisi. 

Relawan Sanopati 08 Optimis Prabowo-Gibran Bisa Wujudkan Indonesia Emas 2045

Dalam kuatnya tarik-menarik kepentingan tersebut, muncul nama Yusril Ihza Mahendra yang dianggap sebagai sosok yang layak dipertimbangkan sebagai jalan tengah dan mengakomodir berbagai kepentingan.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra di acara Milad ke-25 PBB di ICE BSD

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito
Puan Bilang Penyusunan RAPBN 2025 Berbasis RPJMN Prabowo-Gibran

Direktur Eksekutif Voxpol Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, ada beberapa alasan logis yang bisa dipertimbangkan para pengambil kebijakan di internal Koalisi Indonesia Maju mengapa memilih Yusril. Pertama, Yusril dengan pengalaman panjang dalam pemerintahan dan keahlian di bidang hukum dan pakar tata negara, memiliki modal yang sangat berharga dalam menjawab tantangan pemerintahan ke depan.

Data Voxpol Center Agustus 2023 menunjukkan bahwa 62,6 persen dari publik Indonesia menilai bahwa pemerintahan saat ini cenderung dianggap tidak lepas dari praktik-praktik korupsi. Lebih lanjut, publik juga memberikan penilaian buruk terhadap kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi, dimana 46,5 persen menganggapnya rendah.

Perkuat Hubungan UEA-Indonesia, Presiden MBZ Anugerahi Prabowo 'Zayed Medal'

Secara umum, 44,3 persen publik memberikan penilaian yang juga rendah terhadap kinerja pemerintah dalam penegakan hukum. Dalam konteks ini, Yusril menjadi semakin relevan dan sangat dibutuhkan untuk mengatasi problem pekerjaan tersisa masalah penegakan hukum dan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.

Data Voxpol juga menunjukkan bahwa hanya sebesar 40,9 persen penilain publik yang menganggap kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi sudah bekerja dengan sangat baik atau baik.

"Dengan demikian, menurut pandangan saya Yusril akan sangat cukup membantu Prabowo dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Saya rasa Prabowo-Yusril akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, paket komplementer di mana Prabowo akan lebih fokus kepada persoalan pertahanan dan keamanan serta  persoalan hubungan luar negeri," ujar Pangi Syarwi Chaniago, dalam keterangannya Jumat 13 Oktober 2023.

Sementara, lanjut Pangi, Yusril bisa fokus terkait upaya pemerintah dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

"Keahliannya dalam bidang hukum dan tata negara menjadi nilai plus yang tak terbantahkan. Pengalaman panjangnya dalam pemerintahan, yang mencakup berbagai jabatan strategis, memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas sistem pemerintahan," ujar Pangi

Kedua, Yusril adalah sosok senior dalam dunia politik dan pemerintahan yang telah mencapai prestasi gemilang dan menjaga reputasinya bersih selama bertahun-tahun. Saat isu korupsi menjadi fokus utama perhatian masyarakat Indonesia, memiliki pemimpin yang dapat diandalkan dalam hal integritas adalah suatu keharusan. 

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago

Photo :

Alasan Ketiga, Yusril sebagai solusi yang berpotensi meraih dukungan luas dari berbagai segmen pemilih, khususnya pemilih muslim moderat. "Yusril dikenal dengan sikap moderatnya, dalam situasi politik yang semakin kompleks sikap moderat adalah elemen lem perekat yang sangat penting untuk meraih dukungan dari berbagai segmen pemilih," ujarnya

Alasan Keempat, yakni sebuah aspek penting yang juga perlu dipertimbangkan adalah perlindungan hukum yang mungkin diperlukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah ia tidak lagi menjabat sebagai presiden. Yusril Ihza Mahendra menjadi opsi yang layak dipertimbangkan dalam hal ini.

Kelima, temuan riset Voxpol alasan pemilih di dalam memutuskan pilihan cawapres sangat signifikan pengaruhnya ditentukan figur kandidat calon wakil presiden sebesar 67,6 persen, sementara pengaruh partai politik pengusungnya hanya sebesar 6,8 persen. Itu artinya pemilih lebih cenderung tertarik pada kapasitas  figur/ketokohan kandidasi, ketimbang partai politik pengusungnya. 

Dari data di atas, Yusril bisa saja nanti mundur dari ketua umum PBB agar bisa menjadi tokoh netral, tanpa sekat, lebih luwes dan leluasa bergerak menjadi bagian representasi yang berdiri di atas semua kelompok, golongan dan kepentingan partai manapun.

"Oleh karena itu, figur Yusril saya pikir adalah sosok yang punya kans menjadi cawapres pendamping Prabowo. Tantangan Indonesia kedepannya saya rasa  cukup berat, dibutuhkan cawapres yang mampu mengatasi persoalan dan masalah-masalah di atas," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya