Terdampak Kemarau Panjang, Harga Beras di NTB Meroket

Ilustrasi lahan pertanian yang kering saat musim kemarau.
Sumber :
  • ANTARA/Aloysius Lewokeda

Lombok – Harga beras di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai naik di atas harga normalnya. Jika beras jenis premium bisa dibeli dengan harga Rp 11.000 per kilogram (kg), kini harga beras melonjak naik menjadi Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per kg.

Pj Gubernur NTB Maju di Pilkada, Mendaftar Lewat Nasdem

Pasar Gerung Lombok Barat juga mengalami kenaikan yang sama. Harga beras Rp 14.500 per kg jauh dari harga normalnya.

Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti mengakui, harga beras naik secara umum di Indonesia. Itu imbas dari El Nino yang mengakibatkan turunnya produksi beras.

Gempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Mataram dan Bali, Warga Lari Keluar: Trauma Gempa 2018

El-Nino mempengaruhi berkurangnya awan hujan di NTB, apalagi bertepatan dengan musim kemarau di Indonesia. Sehingga mengakibatkan terjadi kemarau panjang.

“Fenomena El-Nino membuat curah hujan lebih rendah daripada periode sebelumnya sehingga pasokan air berkurang. Kondisi ini membuat kawasan ASEAN termasuk Indonesia mengalami kekeringan dan berdampak pada produksi beras,” ujarnya, Senin, 11 September 2023.

Istana Ungkap Alasan Jokowi Kunker ke NTB di Tengah Aksi Hari Buruh

Ilustrasi kekeringan sawah karena musim kemarau

Photo :

Kemudian kekeringan di Lombok juga mempengaruhi harga beras. Beberapa daerah penghasil beras terbesar di NTB turut terdampak perubahan iklim oleh El-Nino. Hal tersebut berimbas pada kecukupan air di sejumlah wilayah NTB sehingga berpotensi mengakibatkan penurunan produksi pada petani.

“Selain kekeringan di beberapa wilayah Lombok yang menyebabkan risiko gagal panen, hal yang membuat harga beras di NTB terus naik karena NTB menjadi salah satu provinsi yang menyuplai beras untuk provinsi lain,” kata Nelly.

Ilustrasi harga beras.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Ada juga masalah global lainnya yaitu larangan ekspor beras India di pasar global. Meskipun India memiliki stok beras 7 juta ton, namun negara tersebut tetap melarang ekspor beras. Padahal dengan stok 4 juta ton sudah lebih dari cukup untuk stok mereka.

India disebut memang merupakan pengekspor beras terbesar di dunia. Negara itu berkontribusi terhadap 40 persen pengiriman global. Mereka melarang ekspor beras dan gula sejak 20 Juli 2023 untuk menekan inflasi di negara tersebut.

“Betul. Salah satunya itu dan ada faktor kebijakan  juga,” ujar Nelly.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya