Konflik Menpora-PSSI Membuat Pemain Ini Beralih ke Futsal

Pemain Electric PLN, Topas Wiyantoro Pamungkas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Radhitya Andriyansah.
VIVA.co.id
- Pengalaman pahit dirasakan oleh pemain klub futsal Electric PLN, Topas Wiyantoro Pamungkas, saat berkiprah di kompetisi Divisi Utama. Gajinya selama berkarir di PSIM Yogyakarta ternyata belum dilunasi hingga sekarang.

Topas bercerita, ada 2 klub Divisi Utama yang sempat dibelanya. Kedua klub tersebut adalah PSIM (2009 hingga 2012) dan PSS Sleman.

Selama membela 2 klub tersebut, Topas mengaku telah mendapat banyak kejadian tak mengenakkan. Yang dimaksud olehnya, tak lain adalah mengenai penunggakan gaji.

Bahkan, Topas menuturkan bayarannya selama di PSIM hingga sekarang masih belum lunas. "Jujur, belum semua (bayaran dari PSIM)," terang Topas.
Debut Wasit Tambahan di Liga 1, Begini Kata Ketum PSSI Iwan Bule

Pengalaman tersebut membuat Topas mantap beralih profesi sebagai pemain futsal profesional. Itu sudah dilakukannya sejak 2014 lalu.
Selain Orang Tua, Ini Alasan Kevin Diks Tolak Timnas Indonesia

Ketika itu, Topas memutuskan untuk membela Electric PLN Yogyakarta. Kemudian, di musim 2015 Topas memilih gabung Pinky Boys. 
PSSI: Proses Naturalisasi 3 Pemain Sudah di Kemenkumham

Prestasi Topas bersama Pinky Boys terbilang bagus. Dia berhasil mengantarkan Pinky Boys ke final Indonesia Futsal League (IFL). Sayangnya, di final Pinky Boys kalah dari IPC Pelindo.

Alasan lain keengganan Topas kembali ke lapangan hijau adalah terkait kisruh yang melanda sepakbola Indonesia. Dengan adanya konflik antara Kemenpora dan PSSI, praktis kompetisi Divisi Utama terhenti.

"Sekarang saya fokus di Electric PLN saja lah. Saya ingin bawa Electric jadi juara," terang Topas.

"Di Divisi Utama tak ada kompetisi. Saya sudah punya istri, dan perlu ada pemasukan yang pasti. Kalau tetap bertahan di Divisi Utama, berat mas. Jadi saya tetap di futsal. Di sepakbola, klub kontrak 10 bulan, yang dibayar cuma 4 bulan," lanjutnya. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya