- Reuters / Carl Recine
VIVA.co.id – Sebuah pengakuan disampaikan manajer Leicester Cuty, Claudio Ranieri. Dia mengaku ingin meninggalkan The Foxes musim lalu, usai membawa klub tersebut menjadi juara Premier League.
Ranieri layaknya pahlawan super bagi sejarah Leicester. Bagaimana tidak, manajer asal Italia itu menghadirkan dongeng di Premier League, dengan membawa Leicester juara untuk pertama kalinya, sejak klub tersebut berdiri.
Baru menjalani musim kedua di Premier League, Leicester seolah menjadi batu sandungan bagi-bagi tim-tim besar yang notabene memiliki materi pemain bertabur bintang dan kekuatan finansial yang kuat. Tapi nyatanya Leicester bisa menguasai Premier League dengan bermodal permainan kolektif dan kesolidan.
Setelah membawa juara Leicester, tawaran pun banyak diterima Ranieri untuk menjadi pelatih tim lain. Dia pun sempat tergoda dan ingin meninggalkan Leicester.
"Saya hampir meninggalkan Leicester musim lalu karena saya sudah memenangkan gelar dan saya juga mendapat sesuatu (tawaran) dari tim lain. Tapi saya putuskan bertahan di sini karena saya tahu kami akan menghadapi musim yang sulit," kata Ranieri kepada Irish Examiner.
"Saya datang ke sini untuk membangun, membangun sesuatu untuk Leicester City, untuk semua orang dan saya ingin meneruskan itu. Itu yang menjadi dasar pola pikir saya. Saya melupakan gelar musim lalu dan ingin melakukan hal baik untuk para fans, pemilik klub dan penduduk kota ini," ujarnya.
Setelah menjadi juara, Leicester seolah merasakan dunia yang terbalik. Kini, mereka berada di posisi 17 Premier League, dengan 21 poin dari 25 pertandingan. Poin yang mereka raih hanya berselisih satu angka dari klub teratas zona degradasi, Hull City. (ms)
Ganas, Arsenal Ngamuk di Kandang Tottenham
Arsenal berhasil meraih kemenangan atas Tottenham Hotspur pada laga lanjutan Premier League 2023/2024.
