- Dok. Facebook Indonesia
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku tidak bisa menjamin data pengguna Indonesia yang disalahgunakan Cambridge Analytica tak akan lebih besar dari yang disampaikan pihak Facebook yakni satu juta data.
Ia menceritakan bahwa sudah ada indikasi Indonesia masuk ke dalam 87 dari sebelumnya 50 juta data yang ditambang Cambridge Analytica beberapa waktu lalu. Apalagi, angkanya semakin bertambah terus.
"Saya diberi indikasi angkanya kecil, kurang dari satu persen. Ternyata tadi pagi sudah satu juta dari total 87 juta. Sudah di atas 1 persen. Kalau besok (Jumat) nambah lagi bisa jadi. Saya enggak tahu," ungkapnya di Jakarta, Kamis, 5 April 2018.
Ia juga meminta kepada Facebook untuk memberikan hasil audit internal mereka secepatnya. Rudiantara menambahkan jika penyalahgunaan data merupakan kejahatan dan telah ada di dalam Pasal 36 Undang-Undang ITE yang isinya melarang penggunaan identitas orang lain secara tidak sah.
Public Policy Lead Facebook Indonesia, Ruben Hattari menuturkan bila pihaknya akan memberikan notifikasi pada akun yang datanya ikut terseret dalam aktivitas penambangan data.
"Kami akan menginformasikan seluruh pengguna kalau mereka terkena dampak dari Cambridge Analytica. Kami pasti informasikan," jelas Ruben.
Tak hanya itu. Facebook Indonesia diminta Kemenkominfo agar menutup aplikasi yang dihubungkan dengan pihak ketiga. "Kalau tidak di-shutdown, ya, mau saya shutdown semua," kata Rudiantara, menegaskan.
Kemenkes Ingatkan Masyarakat Waspadaai Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
Kementerian Kesehatan mengingatkan semua pihak agar waspada dengan berbagai praktik kejahatan siber seperti email yang berisi tautan berbahaya mengatasnamakan SATUSEHAT.
