Ingat, Jangan Pakai WhatsApp Jika Privasi Tak Mau Bocor

Pendiri WhatsApp, Jan Koum.
Sumber :
  • REUTERS/Albert Gea

VIVA – Pendiri sekaligus Kepala Eksekutif WhatsApp, Jan Koum, mungkin sadar bahwa apa yang dilakukan Facebook sudah kebablasan.

Yang dikhawatirkan Koum yaitu masalah privasi selalu menjadi fitur utama dan titik penjualan yang populer untuk aplikasi pesan WhatsApp.

Pria yang dibesarkan di Uni Soviet ini pernah berjanji untuk selalu menjaga dan melindungi data privasi pengguna pascaakuisisi WhatsApp oleh Facebook pada 2014.

Usai menyatakan mundur dari posisinya pada Senin, 30 April kemarin, spekulasi berhembus kencang bahwa Koum mundur lantaran tidak menemukan kata sepakat dengan manajemen Facebook soal privasi data pengguna WhatsApp dan melemahkan enkripsi pada platform tersebut.

Sorot Facebook - Media Sosial Facebook Whatsapp

Menurut The New York Times, Kamis, 3 Mei 2018, seorang eksekutif Facebook yang enggan dipublikasi identitasnya mengatakan, Koum semakin khawatir dengan Facebook yang fokus mengumpulkan dan menjual data privasi pengguna.

Ia pun berusaha untuk menghentikannya, namun seluruh dewan direksi Facebook, termasuk Mark Zuckerberg, menjegalnya dengan lip service bayaran soal privasi dan sistem keamanan yang dibuatnya untuk WhatsApp.

"Saya kira, tanpa Koum, tim WhatsApp semakin khawatir karena Facebook semakin leluasa mengubah aplikasi untuk melacak lebih banyak data privasi pengguna, dan bahkan memasukkan iklan ke dalam aplikasi tersebut," ungkap eksekutif Facebook, dikutip Lifehacker.

New York Accuses Social Media Platforms for Youth Mental Health Crisis

CEO Facebook, Mark Zuckerberg (tengah).

WhatsApp memiliki pengguna yang jumlahnya mencapai 1,5 miliar orang, dan Facebook berkomitmen untuk menjaganya supaya tidak bocor seperti kasus Cambridge Analytica yang menyebabkan 87 juta data pengguna Facebook bocor.

Kota New York Tuntut Instagram, TikTok, Facebook, Youtube Perihal Kesehatan Mental Anak Mudanya

Di bawah Koum saja Facebook sebenarnya sudah memanen beberapa data privasi dari WhatsApp. Namun, tanpa Koum kini di pucuk pimpinan, kemungkinan besar panen data privasi meningkat.

"Jika Anda cukup peduli tentang privasi Anda untuk menghapus Facebook (atau bahkan mengubah cara Anda menggunakan jejaring sosial), Anda mungkin ingin 'mematikan' WhatsApp. Jika Anda membutuhkannya cobalah pesan aplikasi baru yang lebih aman, atau bahkan iMessage untuk berkomunikasi antara perangkat Apple," kata eksekutif Facebook, mengingatkan.

Modal Alat Dapur, Wanita Ini Selamatkan Kucing dari Lilitan Ular Besar
Logo Facebook.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

The Taliban in Afghanistan have announced plans to restrict or completely block access to Facebook, a move condemned by rights activists. The Taliban’s acting minister of

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024