Surat Terbuka Duta Tik Tok untuk Kominfo

- Instagram/@unihorn.id
VIVA – Reaksi pemblokiran aplikasi Tik Tok terus mengalir. Protes langkah pemblokiran Tik Tok masih mewarnai media sosial Twitter, salah satunya muncul surat terbuka dari Duta Tik Tok.
Dalam surat terbukanya di Twitter, pengguna Tik Tok dengan nama akun Cittairlanie itu menilai langkah pemblokiran Tik Tok sebagai cermin Kementerian Komunikasi dan Informatika terjangkit 'penyakit' gagap teknologi informasi dan komunikasi.
Akun ini mengkritisi, langkah pemblokiran sejatinya bukan solusi. Sebab blokir konten negatif tetap saja masih bisa disiasati pengguna. Mereka tetap menggunakan 'jalur belakang' untuk bisa menikmati konten yang dilarang.
Misalnya, Kominfo memblokir konten porno, maka pengguna tak kalah akal. Mereka mengganti proxy sampai memakai akses VPN dan pasang browser khusus. Konten favorit mereka yang dilarang tetap bisa dinikmati.
Akun ini lantas membandingkan upaya pemblokiran tak gratis, alias didukung dengan biaya yang besar. Sebab Kominfo memakai mesin sensor internet seharga Rp200 miliar untuk menyensor konten negatif.
"Terus apa hasilnya? It's safe to say: Nothing. Lietrally, nothing. Bahkan segambreng situs yang diblokir itu tetep bisa diakses," tulis pengguna Tik Tok yang akrab dipanggil Cania.
Menurut akun ini, ada hal lebih penting yang harus dilakukan Kominfo, yakni mengurus artikel satire yang masih bertebaran di internet, ujaran kebencian, balas dendam dengan konten porno, aplikasi keuangan yang mengambil data pihak ketiga di luar kontrak sampai penyebaran foto hasil ngintip orang mandi.