- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Kawasan wisata merupakan salah satu lokasi yang menjadi perhatian operator telekomunikasi. Hal ini dibuktikan juga dengan kehadiran jaringan seluler Smartfren di kawasan Gunung Bromo.
Vice President Technology Relations & Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo, mengatakan secara ekonomi tidak terlalu menguntungkan atau profit.
Namun, dengan membuat jaringan tetap terjaga merupakan bagian dari eksitensi dari provider tersebut.
"Bromo merupakan destinasi yang sifatnya nasional maupun internasional. Jika ada orang yang menggunakan Smartfren sampai ke sini kemudian tidak bisa digunakan itu menurunkan eksistensi layanan," katanya, di Kawasan Pariwisata Gunung Bromo, Jawa Timur, Jumat, 25 Oktober 2019.
VIVA kemudian melakukan pengecekan speedtest untuk jaringan Smartfren di wilayah Surabaya serta Kawasan Bromo. Pengecekan ini menggunakan aplikasi Speedtest dilakukan pada 24-25 Oktober 2019.
Untuk Kawasan Wisata Bromo, seperti wilayah pelataran gunung kecepatan downloadnya 10,5 Mbps dan upload 11,7 Mbps. Bahkan saat mengecek di sekitaran kawah Gunung Bromo untuk download 14,5 Mbps dan 16,0 Mbps pada upload.
Bergeser di sekitaran savanah kawasan pariwisata Bromo, download-nya memiliki kecepatan 4,06 Mbps dan upload-nya 1,83 Mbps.
Sedangkan, saat berjalan dari Surabaya menuju Bromo kecepatan unduh atau download-nya berkisar 11,9 Mbps hingga 13,5 Mbps. Pada upload-nya sekitar 6,53 Mbps sampai 9,09 Mbps.
Selain Kawasan Wisata Bromo, Smartfren juga telah lama hadir di Kota Malang dan sekitarnya seperti Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Jombang, Kediri, Madiun, Magetan, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung.
Wejangan Menkominfo soal Merger XL Axiata dan Smartfren
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan merger XL Axiata dan Smartfren berpotensi menciptakan investasi industri telekomunikasi berkelanjutan.
