Komet Raksasa Mepet-mepet Matahari

Asteroid / komet.
Sumber :
  • Firstpost

VIVA – Komet berukuran sangat besar, yang pada awalnya dikira planet kerdil, sedang berada pada lintasan dalam Tata Surya bagian luar. Komet yang dijuluki C/2014 UN 271 (Bernardinelli-Bernstein) itu akan mendekati Matahari, tidak lebih dekat dari orbit luar Saturnus.

Indonesia Terancam Cuaca Panas Ekstrem, Berikut Tips Menjaga Kulit Tetap Sehat

Ukurannya yang raksasa dan pada jarak terdekat ini tentu memberi kesempatan langka bagi para peneliti untuk bisa mempelajari objek murni dari Awan Oort, serta menemukan informasi baru tentang pembentukan Tata Surya, mengutip laman Science Alert, Jumat, 1 Oktober 2021.

"Kami punya kesempatan istimewa untuk menemukan komet terbesar yang pernah ditemukan serta menangkapnya cukup awal untuk melihatnya berevolusi saat mendekat lalu memanas," kata Astronom Gary Bernstein dari University of Pennsylvania di Amerika Serikat (AS).

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Menurutnya, komet raksasa itu belum pernah mengunjungi Tata Surya selama lebih dari 3 juta tahun. Tata Surya bagian luar pada umumnya adalah tempat yang agak misterius.

Karena, jaraknya sangat jauh dan cukup gelap. Benda-benda yang ada di dalamnya pun cukup kecil. Jadi, yang ada di luar sana tentu melewati orbit Neptunus yang cukup menantang.

Kapan Bumi Kiamat?

Sabuk Kuiper terdiri dari benda-benda es kecil. Sementara Awan Oort pada jarak yang lebih jauh secara spesifik lebih sulit untuk ditelusuri. Pada awal tahun ini, Bernstein bersama tim astronom mengungkapkan jika mereka menemukan 461 objek yang sebelumnya tidak diketahui di Tata Surya luar melalui data Dark Energy Survey (DES).

Salah satu objek yang ditemukan Bernstein bersama tim astronom adalah Komet C/2014 UN 271 (Bernardinelli-Bernstein). Mereka telah menggambarkan komet itu secara lebih rinci dalam makalah The Astrophysical Journal Letters.

"Kami menyimpulkan bahwa C/2014 UN 271 (Bernardinelli-Bernstein) adalah komet baru. Dalam artian tidak ada bukti untuk pendekatan sebelumnya lebih dekat jaraknya ke Matahari sejak dikeluarkan dari Awan Oort," jelas Bernstein.

Meski begitu, ia mengaku jika komet yang baru ditemukan itu paling murni yang pernah diamati. Sebab, para peneliti sudah mendeteksinya sebelum batuan luar angkasa tersebut datang dalam orbit Uranus, dan mungkin tidak pernah melakukannya pada orbit sebelumnya.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib

Kemenag Akan Gelar Pengukuran Arah Kiblat Diikuti Sejuta Masyarakat, Cetak Rekor MURI

Kementerian Agama, Kemenag, pada Senin 27 Mei 2024 akan menggelar Hari Sejuta Kiblat. Acara itu jug untuk memanfaatkan peristiwa "rahshdul qiblah", matahari di atas Kabah

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024