Logo ABC

Kenapa Ada Orang yang Beli Tanah Seharga Jutaan Dolar di Metaverse?

Sebidang tanah virtual di metaverse bernama Sandbox baru-baru ini laku terjual lebih dari AS$4,3 juta. (Koleksi: Sandbox)
Sebidang tanah virtual di metaverse bernama Sandbox baru-baru ini laku terjual lebih dari AS$4,3 juta. (Koleksi: Sandbox)
Sumber :
  • abc

"Masih ada beberapa orang yang menentangnya dan tidak begitu mengerti mengapa ada orang yang menginginkannya atau melakukannya," kata Simone, yang juga dikenal dengan nama 'The CryptoDomme'.

"Ada minat yang beragam saat ini, tapi terus berkembang. Nama Facebook yang diubah menjadi Meta mendapat banyak perhatian orang [yang] belum ada di ruang ini."

Tanah virtual mungkin tampak seperti sebuah gagasan yang terpinggirkan sekarang, kata Simone, tapi mungkin akan segera menjadi umum, seperti yang terjadi pada mata uang kripto dan NFT.

Sekarang bank-bank di Australia menawarkan perdagangan kripto kepada pelanggan mereka dan NFT diiklankan di Australian Open.

Simone memprediksi tanah virtual yang merupakan salah satu jenis NFT, akan menjadi fokus perhatian para investor kripto pada tahun 2022, seperti koleksi Cryptopunks dan Bored Apes Yacht Club di tahun 2021.

Tapi belum tentu juga menjanjikan, karena pasar seni NFT dikhawatirkan jadi gelembung yang bisa jadi suatu saat nanti akan meletus.

"Kita pasti ingin berhati-hati, ada banyak penipu di luar sana," ujarnya.

Bagaimana jika jadi kegagalan besar?

Terlepas dari prediksi triliunan dolar, penjualan yang meyakinkan, dan kesuksesan relatif dari tempat-tempat seperti Decentraland, tak ada yang tahu apakah ada banyak orang yang nantinya benar-benar akan menggunakan metaverse.

Mungkin saja tidak satu pun dari dunia virtual baru ini akan jadi populer, atau orang-orang tidak akan pernah menggunakannya, kemudian rumah-rumah mewah dan kawasan virtual berakhir dengan ditinggalkan dan tidak ada harganya lagi.

Jathan Sadowski, seorang peneliti senior di Emerging Technologies Research Lab di Monash University, mengatakan tren dunia virtual ini selintas terlihat seperti skema piramida.

"Mereka sangat mirip dengan skema pemasaran multi-level dalam cara mereka beroperasi," katanya.