Telegram Sebut WhatsApp Sampah

Whatsapp vs Telegram.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Beberapa hari yang lalu aplikasi pesan instan Telegram mengunggah sebuah gambar di Twitter yang berhasil menyenggol WhatsApp. Secara harfiah Telegram menyebut WhatsApp sebagai sampah, menyertakan visualisasi dari tempat sampah dengan logo WhatsApp dan Facebook.

4 Reasons Why People Hide Their WhatsApp Status

WhatsApp terlihat membuat balasan, yang mengolok-olok Telegram bahwa platform milik Pavel Durov tersebut tidak memiliki enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) secara default. Balasan WhatsApp disukai hampir tiga ribu pengguna.

Baca: Kambing Mark Zuckerberg Dinamai Bitcoin

Sejumlah Alasan Seseorang Merahasiakan Status WhatsApp, Nomor Terakhir Udah Biasa

Telegram kemudian memberi pukulan bagaimana klaim WhatsApp soal enkripsi ujung ke ujung tapi masih menyimpan pesan pribadi pengguna, melansir dari laman Digital Information World, Selasa, 18 Mei 2021.

Anak usaha Facebook itu kemudian membalasnya dengan meme yang menegaskan bahwa mereka tidak melakukan hal seperti itu dan tetap menjaga privasi pengguna. Di tengah-tengah perseteruan keduanya, hadir Signal yang mengajak pengguna untuk pindah ke aplikasi yang mempunyai privasi.

Selain Foto Mesra, Amy BMJ Juga Bongkar Isi Chat Aden Wong dan Tisya Erni

"Kami tidak dapat melihat pesan pribadi Anda. Tidak, kami tidak akan menghapus akun Anda. Ya, Anda bisa menerimanya kapan saja," tulis WhatsApp. Tweet tersebut kemudian di-retweet Signal, mengatakan bahwa hari ini adalah hari yang tepat untuk beralih ke privasi," ujar Signal.

WhatsApp baru saja meresmikan syarat dan ketentuan baru untuk pengguna. Peraturan ini awalnya berlaku pada 8 Februari tahun ini, tapi karena banyaknya kontra, perusahaan melonggarkan waktu pengesahannya. Akibat kontroversi tersebut, Signal dan Telegram mengalami lonjakan pengguna.

Ilustrasi teror melalui WhatsApp.

Prof Koentjoro UGM Dikirimi Pesan Caci Maki Usai Kritik Demokrasi di Indonesia

Usai aksi Kampus Menggugat, Guru Besar bidang Psikologi UGM, Prof Koentjoro mengaku mendapatkan kiriman pesan melalui aplikasi Whatsapp berisikan caci maki. 

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024