Kebutuhan Satelit Tergantung Aturan dari Pemerintah

Update proyek Palapa Ring 2018
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara mengutarakan keinginan agar Indonesia bisa menambah satelit lagi. Padahal, saat ini, satu satelit bernama Satria masih dipersiapkan untuk beroperasi pada 2023 mendatang.

Melacak Keberadaan Orang Pakai Google Maps

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), Anang Latief, mengatakan hal tersebut murni peraturan yang berasal dari pemerintah. Sedangkan pihaknya tinggal menjalankannya saja. 

"Itu murni policy [kebijakan] dari kementerian. Kita hanya eksekusi saja," kata Anang di Jakarta, Jumat 26 Juli 2019. 

Lobi-lobi Menteri Trenggono ke Elon Musk Sediakan Internet Terjangkau Bagi Nelayan

Anang mengatakan pihaknya menunggu mandat dari pemerintah. Saat ini menurutnya, Rudiantara sedang berdiskusi dengan berbagai pihak seperti Kementerian Perekonomian hingga Presiden. 

Dia mengutip pernyataan Rudiantara bahwa sebenarnya Indonesia membutuhkan kapasitas internet mencapai 1,5 terabyte. Kebutuhan itu masih jauh dari yang akan disediakan oleh Satria.

Jaga Keamanan Data, Menkominfo Minta NOC Starlink Elon Musk Berada di RI

Pada 2023, Satria baru membawa 150 GB untuk Indonesia. Anang mengatakan itu baru sepersepuluh dari yang dibutuhkan. 

Untuk pemenuhan tersebut tidak harus menerbangkan sembilan satelit lagi. Namun akan tergantung pada ukuran satelit yang digunakan di masa depan. 

"Bisa jadi kita sekarang beli mobil Elf, nanti beli bus kursi 40," kata dia. (ren)

Bendera Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

AS Ketar-ketir Sama Rusia

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon menuding Rusia telah meluncurkan satelit ke Orbit Bumi.

img_title
VIVA.co.id
24 Mei 2024