- Sherly (Tangerang)
Tangerang - Tindak kekerasan yang dilakukan seorang siswa inisial R kepada rekannya, inisial D di SMA Yupentek 2 Curug, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, berujung damai.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMA Yupentek 2 Curug , Muhammad Farihin mengatakan bahwa kedua belah pihak sudah setuju untuk melakukan perdamaian.
"Sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dan sudah dikuatkan surat pernyataan bersama dan tidak akan melanjutkan ke proses hukum," katanya, Jumat, 13 Oktober 2023.
Proses mediasi ini dilakukan lantaran, pihak sekolah menghindari adanya proses pemutusan sekolah kepada pelaku, terlebih adanya kekurangan ekonomi pada keluarga pelaku.
Terjadi pemukulan siswa di SMA, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten
- Sherly (Tangerang)
"Seharusnya sanksi tegas adalah dikeluarkan, tapi hasil koordinasi kami, keluarga dan pihak terkait, akhirnya kita lakukan mediasi antara keduanya. Hal ini juga untuk menghindari pemutusan sekolah, karena bagaimana pun ia berhak mendapatkan pendidikan, jangan sampai putus sekolah. Dan hal ini disepakati keduanya," ujarnya.
Sementara itu, Camat Curug, Arif Rahman mengatakan, pihaknya dan beberapa instansi terkait akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak sekolah untuk melakukan pembinaan dan pengawasan lebih ketat lagi nanti.
"Himbauan kepada mereka untuk lebih mengawasi lagi, apalagi di jam kosong antara pelajar," ungkapnya
Berikut isi surat perjanjian antara pelaku R dan korban D :
"Dengan ini kami pihak pertama dan kedua bersepakat menyelesaikan masalah dengan cara kekeluargaan. Dengan ini kami menyadari dengan adanya kesepakatan ini kami tidak akan menuntut dikemudian hari perihal masalah anak-anak kami yang sudah diselesaikan secara musyawarah dan mufakat".
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMA Yupentek 2 Curug, Muhammad Farihin
- Sherly (Tangerang)
Diketahui, pada 12 Oktober 2023, D dan R berkelahi hingga terjadi pemukulan yang dilakukan oleh R. Dimana, pelaku merasa kesal usai diejek korban. Kasus ini pun sebelumnya sudah diselesaikan oleh pihak sekolah. Namun nyatanya, video itu viral di media sosial sehingga, pihak sekolah kembali melakukan proses musyawarah yang berujung kesepakatan berdamai antara kedua belah pihak.
