7 Desainer dan Jenama Fesyen Indonesia Akan Hadir di New York Fashion Week

Ivan Gunawan.
Sumber :
  • VIVA/Rizkya Fajarani Bahar

JAKARTA – Ajang mode terbesar New York Fashion Week (NYFW) The Shows - Spring Summer 2023/2024 akan kembali digelar di Spring Studios, New York, Amerika Serikat, pada tanggal 13 September 2023 pukul 11.00 waktu New York. NYFW The Shows merupakan bagian rangkaian resmi dari New York Fashion Week.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Pada acara bergengsi ini, ada tujuh desainer dan jenama fesyen Tanah Air yang akan berpartisipasi untuk menampilkan karya rancangan mereka. Melalui group show bernama Indonesia Now, tujuh desainer dan jenama fesyen Indonesia tersebut adalah LAVANI by AMERO X LIVETTE, AYUMI, Ghea Panggabean, IKAT Indonesia by Didiet Maulana, Ivan Gunawan, Kimberly Tandra X Mandy’s Shoes, dan Merdi Sihombing. Mereka akan mempresentasikan koleksi ready to wear yang terinspirasi dari kekayaan wastra dan kriya Indonesia.

Ivan Gunawan sebagai salah satu desainer yang didapuk untuk memamerkan karya rancangannya mengaku sangat senang karena bisa ikut memeriahkan acara bergengsi ini. Sebagai wujud semangat menuju Indonesia Emas 2045 yang telah dicanangkan pemerintah ke mata dunia, Ivan Gunawan akan membawa koleksi bertajuk “Maharani” di NYFW.

Resmikan Masjidnya di Uganda, Ivan Gunawan Potong Sapi hingga Bagi-bagi Hijab, THR dan Alquran

Ivan Gunawan.

Photo :
  • VIVA/Rizkya Fajarani Bahar

“Saya sangat berterima kasih karena saya diajak untuk bisa memperagakan koleksi MAHARANI di NYFW. Saya berharap kesempatan ini bisa menjadi jembatan yang baik untuk karya saya bisa lebih dikenal secara internasional, kemudian wadah yang bagi desainer-desainer Indonesia yang kreatif yang siap bersaing di kancah internasional," kata Ivan Gunawan dalam konferensi pers Indonesia Now untuk New York Fashion Week, di Jakarta, Senin 28 Agustus 2023.

Terharu! Ivan Gunawan Resmikan Sebuah Masjid di Uganda, Ucapkan Rasa Syukur kepada Tuhan

Koleksi Maharani ini terdiri dari 12 rancangan yang gemerlap dan serba keemasan. Koleksi ini terinspirasi dari masa keemasan kerajaan Majapahit ketika dipimpin oleh sang Maharani, Tribhuawana Tunggadewi, ratu yang berhasil menaklukkan Nusantara. Inspirasi tersebut ditransformasi menjadi gaun-gaun malam high fashion yang berkarakter glamor, red carpet look, dan sexy.

Selain Ivan Gunawan, ada juga jenama  perhiasan emas AMERO Jewellery yang akan kembali ke panggung NYFW. Kali ini berkolaborasi dengan LIVETTE by Liliana Tanoesoedibjo membawa 10 koleksi busana bertema “Futuristic Modern Chic” dari LIVETTE  yang akan dipadukan dengan koleksi terbaru dari AMERO Jewellery yaitu “Lavani Borobudur Series – Rhombus Kawung” yang terinspirasi keindahan arsitektur dan makna filosofis dari stupa dan motif kawung atau belah ketupat (rhombus) pada relif Candi Borobudur.

Selain itu, ada juga jenama fesyen AYUMI yang akan menghadirkan keindahan songket Pandai Sikek hasil kerajinan UMKM Sumatera Barat di panggung NYFW. Desainer jenama ini, Marina Christyanti Ayumi mengeksplorasi songket dan sentuhan mutiara Lombok menjadi sepuluh set busana yang konstruktif dan bersiluet modern dengan palet warna pop seperti fuchsia, lime green, dan ungu. Unsur tradisional dari kain songket bersalin rupa menjadi rangkaian busana dengan desain masa kini berciri pop yang diberi tajuk “A Pop of Culture”.

Desainer kebanggaan Indonesia, Ghea Panggabean juga akan menampilkan koleksi bertema "Mamuli Sumba" sebagai sebuah penghormatan terhadap kekuatan dan ketahanan wanita- wanita Sumba, yang menenun cerita dan warisan mereka ke dalam setiap kain penuh dengan hati. Ghea Panggabean akan menghadirkan koleksi apik yang menyatukan warna-warna cerah, pola-pola yang unik dari kain tenun Sumba dalam bentuk jaket aplikasi tenun Sumba Pahikung dan Hinggi, selendang Ikat Sumba sebagai aksen yang anggun, stelan busana dengan tehnik print di atas bahan-bahan yang ringan untuk dipadankan dengan tenun tangan, bordir yang rumit, dan aksesoris asli Sumba, seperti Mamuli.

"Saya menghargai kerja keras dan semangat para penenun wanita Sumba yang dengan sepenuh hati dan menghayati. Di dalam kain tenun itu mereka bercerita soal warisan budaya mereka," kata Ghea Panggabean.

Didiet Maulana

Photo :
  • Istimewa

Lalu, IKAT Indonesia by Didiet Maulana untuk pertama kalinya tampil di NYFW The Shows dengan melansir koleksi bertema “Wiron” yang diambil dari kata Wiru dalam bahasa Jawa berarti lipatan-lipatan kecil memanjang bersusun pada kain. Keberagaman siluet busana tradisional Indonesia diaplikasikan dalam detail pleats atau lipatan pada kain yang terinspirasi dari teknik wiron serta desain dengan siluet yang anggun dan modern, seperti long vest, wrap dress, wrap skirt, long coat, lightweight trench coat, dan dilengkapi koleksi baju renang dengan motif tenun Ikat Indonesia.

Keseluruhan koleksi ini mewakili kedinamisan gerak anak muda dan siluet baru sebagai simbolisasi wanita Indonesia yang optimis dan energik. Terinspirasi dari warna-warna tropis pemandangan alam Indonesia, koleksi ini menampilkan permainan warna seperti nutshell, fondant pink, dan cyber lime yang bernuansa vibrant, energik, dan harmonis, namun tetap membumi.

Lebih lanjut, ada desainer Kimberly Tandra yang berkesempatan untuk ketiga kalinya menampilkan koleksi womenswear di NYFW. Melalui jenama SUEDESON by Kimberly Tandra, Kimberly akan menampilkan koleksi busana couture dan ready-to wear berjudul “Plethora” untuk menunjukkan keberagaman bunga tropis Indonesia ke kancah internasional. Bunga tropis tersebut meliputi bunga sepatu dan bunga anggrek bulan yang beragam warna cerah sebagai identitas dari jenama ini.

Pada kesempatan ini, Kimberly Tandra berkolaborasi dengan jenama Mandy’s Shoes yang akan mengeluarkan koleksi sepatu bertema “The Dream Collection” yang memadukan keanggunan, kenyamanan, dan gaya yang tak lekang oleh waktu melalui berbagai style sepatu, seperti boots, heels, dan wedges.

Di panggung NYFW musim ini, desainer Merdi Sihombing juga akan menampilkan karya terbaru yang mencerminkan komitmennya terhadap praktik fesyen berkelanjutan dan kecintaannya pada budaya Indonesia. Melalui koleksi sarat budaya Batak yang berjudul “Ulos”, Merdi Sihombing memberikan pilihan etis dan ramah lingkungan melalui karya fesyen kontemporer yang memadukan pola ulos tradisional dengan inspirasi street style modern. Koleksi ini menawarkan desain yang segar, cerah, dan ringan, dengan nuansa Tribal yang kuat.

Wastra yang menjadi sorotan koleksi ini merupakan pengembangan kain tenun ulos dengan motif-motif ikat dari beberapa jenis ulos yang dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), menggunakan serat alami Indonesia, proses pewarnaan alami, dan semangat kolaborasi berbagai komunitas. 

Karya desainer dan jenama fesyen Indonesia yang bersanding dengan karya dari seluruh dunia membuktikan bahwa potensi kreativitas dan standar kualitas dari pelaku industri fesyen di tanah air semakin diterima oleh pasar global. Optimisme ini menjadi langkah strategis untuk melebarkan pangsa pasar produk fesyen Indonesia di mancanegara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya