Dampak Polusi Udara Bisa Merembet ke Kanker Kulit, Dokter Ungkap Cara Menangkalnya

Ilustrasi wanita/kulit wajah.
Sumber :
  • Freepik/freepik

JAKARTA – Jakarta kini mengalami kondisi yang ironis di mana baru-baru ini menyandang predikat dengan kualitas Udara terburuk pertama di Dunia menurut AQI (Indeks Kualitas Udara). Padahal Indonesia terkenal sebagai salah satu negara penghasil oksigen tertinggi di dunia atau disebut juga sebagai paru-paru dunia. 

7 Tips Pakai Sunscreen yang Tepat, Dijamin Bisa Hempas Komedo

Seksolog sekaligus presenter TV, dr. Haekal Anshari, M. Biomed, menjelaskan, dampak polusi udara di Jakarta yang meningkat ditandai dengan banyaknya pasien yang datang ke klinik kecantikan. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

"Mereka mengeluhkan kondisi kulitnya yang semakin memburuk seperti iritasi kulit, peradangan kulit, kering dan juga kusam," ujar presenter acara Hidup Sehat tvOne itu, dikutip dari keterangannya, Jumat 3 November 2023. 

Parto Patrio Jalani Operasi Kedua, Istri Banyak Berdoa

Dr Haekal menjelaskan, selama ini kita mengetahui bahwa polusi udara hanya merusak kesehatan paru-paru karena dampaknya langsung dirasakan, padahal polusi udara juga bisa berdampak pada kesehatan kulit. 

Lonjakan Kasus DBD di Lampung, 1.779 Kasus Terungkap dengan 10 Korban Meninggal

"Dampaknya sangat beragam, apalagi kulit merupakan organ terluar dan terluas yang juga rentan mengalami gangguan. Mulai dari dampak jangka pendek seperti reaksi alergi, kulit dehidrasi dan kering, hingga peradangan kulit khususnya bagi mereka yang memiliki kulit sensitif dan penyakit dermatitis atopik," jelasnya. 

Sedangkan dampak yang cukup panjang akibat paparan polusi ditambah dengan sinar UV, antara lain hiperpigmentasi, penuaan kulit hingga kanker kulit. Hal ini dikarenakan polusi udara mengandung zat seperti karbonmonoksida, benzena, hidrogen klorida, logam berat, timbal dan merkuri, yang berisiko menyebabkan gangguan pada kulit. 

"Kasus-kasus ini akan sering ditemui di Indonesia dengan Extreme index UV menurut WHO (> 11) dan juga polusi udara di beberapa kota besar. Tentu sangat penting mencegah daripada mengobati. Ibarat berperang maka diri kita perlu dilengkapi perlindungan dan senjata untuk dapat melawan musuh," kata dia. 

Dokter Haekal lebih lanjut mengatakan, pada dasarnya semua orang rentan mengalami gangguan kulit akibat paparan polusi udara. Meski yang lebih berisiko adalah anak-anak, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, orang dengan penyakit autoimun, orang dengan imunitas rendah, orang yang memiliki kondisi kulit sensitif dan memiliki penyakit dermatitis atopik.

"Sebelum kondisi polusi semakin parah, harus rutin dijaga dan dirawat kesehatannya. Minimal dengan 3 metode, yaitu membersihkan, melembapkan dan proteksi dari sinar UV, terlebih karena kita hidup di negara Indonesia dengan iklim tropis ini," pungkasnya.

"Perlu dipahami juga bahwa paparan polusi udara dan sinar UV dapat membuat kulit berisiko mengalami dehidrasi, teroksidasi, munculnya gangguan hiperpigmentasi, mengalami penuaan dini hingga kanker kulit," sambungnya.

Solusi menjaga kesehatan kulit dari polusi udara dan UV tinggi 
Olivia Marketing Manager PT Regenesis Indonesia, mengatakan, tidak semua produk skincare di Indonesia memiliki formula yang dilengkapi dengan anti polutan.

Inovasi produk skincare dari Perancis Isispharma yang diboyong Regenesis Indonesia, telah dilengkapi dengan anti polutan dan mengandung tiga proteksi yang dihasilkan dari zat aktif patent N-ACT complex yang diformulasikan dan dikembangkan sendiri oleh Isispharma. 

"Geneskin memberikan 3 proteksi seperti menjaga barrier kulit, menangkal radikal bebas, memperbaharui sel-sel kulit dan menjaga kelembapan kulit," paparnya.

Dokter Haekal menambahkan, perawatan menggunakan produk skincare yang spesifik tentu akan lebih baik karena selain memberikan perlindungan, menangkal radikal bebas, membantu juga untuk mengatasi, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kulit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya