Studi: Kebanyakan Orang yang Selingkuh Tidak Menyesal

Ilustrasi selingkuh.
Sumber :
  • U-Report

Jakarta – Akhir-akhir ini, kasus perselingkuhan tengah marak di kalangan artis. Terbaru diduga bahwa adik dari Raffi Ahmad, Syahnaz Sadiqah,berselingkuh dengan aktor FTV Rendy Kjaernett. 

Diduga Tiduri Istri Orang, Romo Gusti Dapat Sanksi Tegas Dicopot Sebagai Pastor Paroki Kisol

Namun dugaan ini masih simpang siur dan belum ada klarifikasi resmi dari kedua belah pihak. 

Perselingkuhan adalah hal fatal yang dilakukan dalam sebuah hubungan. Namun, beberapa orang sering melakukan hal ini dan merasa tidak menyesal, yang mana hal ini berkaitan dengan emosional seseorang.

Sang Istri Diduga Selingkuh dengan Pastor, Suami: Dia dan Romo Tidur dalam Satu Selimut

Syahnaz Sadiqah

Photo :
  • IG @syahnazs

Sebuah studi baru, mengungkapkan bahwa kebanyakan orang yang selingkuh dari pasangannya tidak terlalu merasa menyesal. 

Rizky Nazar Menyayangkan Video Tengah Ngobrol dengan Salshabilla Adriani Diedit Oknum

Alih-alih merasa bersalah, penelitian tersebut menemukan bahwa mereka yang selingkuh menganggap perselingkuhannya "sangat memuaskan" dan mengatakan perselingkuhan mereka tidak merusak pernikahan atau hubungan mereka yang sebenarnya sehat.

Penelitian ini dilakukan oleh Departemen Ilmu Psikologi dan Otak Universitas Johns Hopkins menggunakan sampel 2.000 pengguna Ashley Madison, sebuah situs web yang memfasilitasi perselingkuhan. 

Mereka yang mengambil bagian dalam penelitian ini umumnya adalah pria paruh baya yang melaporkan tingkat cinta yang tinggi untuk pasangannya, tetapi setengahnya mengatakan bahwa mereka tidak aktif secara seksual dengan pasangannya.

"Di media populer, acara televisi, film, dan buku, orang yang berselingkuh memiliki rasa bersalah moral yang kuat dan kami tidak melihat itu pada sampel peserta ini," kata penulis studi Dr Dylan Selterman, melansir Yahoo Health.

"Peringkat untuk kepuasan perselingkuhan tinggi, begitu pula kepuasan seksual dan kepuasan emosional. Namun perasaan penyesalan rendah. Temuan ini melukiskan gambaran perselingkuhan yang lebih rumit dibandingkan dengan apa yang kami pikir kami ketahui," lanjutnya. 

Studi tersebut menemukan bahwa alasan utama mengapa orang berselingkuh adalah ketidakpuasan seksual, dan alasan yang kurang umum termasuk keinginan untuk mandiri, variasi seksual, masalah mendasar dalam suatu hubungan, dan kurangnya cinta atau kemarahan terhadap pasangan masing-masing. 

Ilustrasi selingkuh.

Photo :
  • Pixabay

Para peselingkuh melakukan itu karena mereka menginginkan pengalaman seksual yang baru dan menarik, atau terkadang karena mereka tidak merasakan komitmen yang kuat terhadap pasangannya, daripada kebutuhan akan pemenuhan emosional. "Orang-orang memiliki beragam motivasi untuk berkhianat," tambah Dr Selterman. 

"Terkadang mereka akan berselingkuh meskipun hubungan mereka cukup baik. Kami tidak melihat bukti kuat di sini bahwa perselingkuhan orang dikaitkan dengan kualitas hubungan yang lebih rendah atau kepuasan hidup yang lebih rendah." 

Penelitian ini adalah bukti bahwa mempertahankan monogami atau eksklusivitas seksual terutama sepanjang rentang hidup manusia adalah "sangat, sangat sulit”, tambahnya.

Dr Selterman menambahkan: “Orang-orang hanya berasumsi bahwa pasangan mereka akan benar-benar puas berhubungan seks dengan satu orang selama 50 tahun ke depan dalam hidup mereka, tetapi banyak orang gagal melakukannya. Itu tidak berarti hubungan semua orang akan hancur, itu berarti bahwa berselingkuh mungkin menjadi bagian umum dari hubungan beberapa orang-orang."

Ilustrasi pasangan atau selingkuh.

Photo :
  • Freepik/yanalya

Banyak pasangan yang berselingkuh tidak merasa menyesal saat selingkuh. Mereka juga cenderung merasa tidak bersalah dan malah akan semakin sering selingkuh. 

Sebuah studi tahun 2017 dari University College London menemukan bahwa seseorang yang pernah berselingkuh kemungkinan besar akan melakukannya lagi. Dan setiap kali mereka melakukannya, jumlah rasa bersalah yang mereka rasakan berkurang. 

"Temuan ini mengungkap mekanisme biologis yang mendukung 'lereng licin': apa yang dimulai sebagai tindakan ketidakjujuran kecil dapat meningkat menjadi pelanggaran yang lebih besar," kata studi tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya